Hiburan Selasa, 22 Juli 2025 | 03:07

Sajama Cut Lepas Album Cowabunga, Perlawanan dan Harapan Atas Kerasnya Hidup

Lihat Foto Sajama Cut Lepas Album Cowabunga, Perlawanan dan Harapan Atas Kerasnya Hidup Grup musik, Sajama Cut. (Foto: Istimewa)
Editor: Eno Dimedjo

Jakarta - Ikon musik indie rock Indonesia, Sajama Cut, kembali mengguncang lanskap musik nasional dengan merilis album studio ke-6 bertajuk Cowabunga yang resmi meluncur pada 11 Juli 2025 di seluruh layanan streaming digital.

Album ini menjadi simbol perlawanan dan harapan di tengah kerasnya realitas hidup, sekaligus pembuktian konsistensi band asal Jakarta yang telah mewarnai skena musik independen sejak awal 2000-an.

Berisi sembilan lagu, Cowabunga mengangkat tema perjuangan untuk bertahan di dunia yang penuh ketidakadilan dan tipu daya, namun tetap membuka ruang bagi harapan.

Vokalis sekaligus band leader, Marcel Thee, menyebut album ini sebagai karya paling "telanjang" secara lirik, dengan musikalitas yang ia sebut sebagai versi super saiyan dari album sebelumnya, Godsigma yang begitu kuat resonansinya dengan para Cult, sebutan bagi fans setia Sajama Cut.

Judul Cowabunga sendiri diambil dari istilah populer kalangan peselancar California era 1980-an, melambangkan semangat menghadapi ombak besar yang tak terduga. Bagi Marcel dan kawan-kawan, makna tersebut merangkum esensi dari album: dorongan untuk terus menerjang tantangan hidup.

Sebelum peluncuran album penuh, dua single sudah lebih dulu dirilis, yakni Homili / Menatap Wajah Tuhan dan Di Masa Depan Kita Tak Lagi Bermimpi, keduanya menuai sambutan hangat dari penggemar dan kritikus musik, menjadikan Cowabunga sebagai salah satu rilisan paling dinantikan tahun ini.

Sebagai bagian dari kampanye kreatifnya, Sajama Cut memperkenalkan Cowabunga Universe, sebuah konsep visual yang menghadirkan enam karakter animasi yang merepresentasikan semangat tiap album dalam diskografi band.

Dimulai dari Apologia yang melankolis, Osaka yang romantis, Manimal yang optimis, Hobgoblin yang riuh dan dewasa, Godsigma yang empatis, hingga Cowabunga yang pragmatis dan humanis.

Grup band Sajama Cut. (Foto: Istimewa)

Karakter-karakter ini diperkenalkan melalui artwork single, video lirik, hingga merchandise resmi, dan akan dikembangkan lebih jauh melalui konten media sosial, tampilan panggung, serta interaksi dengan para Cult.

Sajama Cut juga merancang tur mendatang sebagai perayaan penuh diskografi mereka, memainkan lagu-lagu populer serta nomor langka dari berbagai era.

Dengan lirik yang puitis namun mengena, track seperti Kita Terbuat Dari Puing dan Tangisan hingga komposisi multi bagian di penutup Telah Kutemukan Lagi Apa Yang Dapat Dicintai Dari Hidup Ini mengukuhkan Cowabunga sebagai album reflektif yang sekaligus keras dan lembut, gelap namun penuh harapan.

Karya Cowabunga bukan sekadar album, melainkan pernyataan eksistensial—sebuah pelampiasan artistik dan spiritual yang mengajak semua orang untuk terus menatap dan menerjang ombak kehidupan, satu lagu demi satu lagu.

Baca juga: Sajama Cut Buka Era Baru Lewat Single Homili/Menatap Wajah Tuhan

Baca juga: Sajama Cut Lepas Single Di Masa Depan Kita Tak Lagi Bermimpi Jelang Album ke-6

Saat ini, seluruh materi dalam album Cowabunga milik Sajama Cut sudah bisa didengarkan di berbagai platform pemutar musik daring. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya