Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberangkatkan 119 transmigran dari 33 kepala keluarga, yang berasal dari 14 kabupaten/ kota di Jateng.
Keberangkatan transmigran Jateng 2022 dilepas oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno, di halaman Kantor Gubernur, Sabtu 20 Agustus 2022.
Para transmigran Provinsi Jawa Tengah 2022 itu, diberangkatkan menuju empat lokasi. Yakni di Gorontalo Utara (Provinsi Gorontalo), Luwu Timur (Sulawesi Selatan), Konawe (Sulawesi Tenggara), dan Mamasa (Sulawesi Barat).
Baca juga: Serunya Ganjar, Anies, RK, dan Erick Thohir, Berebut Juara
Mereka berasal dari 14 daerah antara lain dari Kabupaten Tegal, Semarang, Cilacap, Karanganyar, Kebumen, Klaten, Purworejo, Purbalingga, Banyumas, Rembang, Sragen, Grobogan, Kendal, dan Kota Pekalongan.
“Spirit ini mudah-mudahan menjadi bagian motivasi bagi para transmigran, untuk menuju keberhasilan di lokasi transmigrasi. Saya sangat bangga atas keberhasilan Pak Subiyatno, transmigran asal Kecamatan Mojosongo, Boyolali,” kata Sekda Jateng, Sumarno saat memberikan sambutan pelepasan transmigran Provinsi Jateng 2022.
Selain bangga dengan keberhasilan Subiyatno sebagai transmigran asal Jateng di Lamandau, Kalimantan Tengah, Sekda juga terkesan dengan keberhasilan beberapa warga Jateng di berbagai daerah transmigran.
Salah satunya, saat melaksanakan orientasi lapangan Diklatpim II di Lamandau, sekda bertemu dengan Camat Lamandau yang orang tuanya merupakan transmigran asal Grobogan.
“Inilah contoh-contoh keberhasilan teman-teman dan saudara-saudara kita di tempat transmigrasi. Pembekalan-pembekalan yang diberikan Kemendes PDTT, Pemprov Jateng, persiapan sarana prasarana dan sebagainya, adalah upaya kita bersama untuk mendorong para transmigran sukses di tempat baru,” jelasnya.
Baca juga: Relawan Jokowi Beri Rakyat Keleluasaan Tentukan Capres 2024 di Musra Indonesia
Ditambahkan, selain dukungan dan kesiapan dari pemerintah, tidak kalah penting adalah semangat dan niat dari calon transmigran. Terlebih, niat merupakan yang kali pertama menggerakkan semua, karena di setiap tempat ada tantangan dan hambatan, baik di Jawa maupun daerah lainnya. Selain itu, menjadikan kegagalan sebagai pembelajaran agar tidak terulang, dan tidak putus asa dengan selalu semangat.
“Bantuan dari pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota sifatnya hanya mensupport niat panjenengan. Pesan kami, nanti panjenengan semua sebagai pejuang di tempat baru dari Jawa Tengah, maka bagaimana kita menjunjung budaya Jawa, gotong royong, dan bertetangga yang baik,” pintanya.
Selain untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi keluarga yang lebih baik, kata sekda, warga transmigran sekaligus menjadi bagian dari pemersatu bangsa. Sebab di lokasi baru, para transmigran harus berinteraksi dengan masyarakat asli daerah, termasuk bagaimana menghormati tetangga sebagai saudara terdekat, saling bergotong royong, guyub, dan rukun dengan semuanya.
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberangkatkan 33 kepala keluarga yang berasal dari 14 kabupaten dan kota di Jateng. Transmigran sebanyak 119 jiwa tersebut akan diberangkatkan melalui jalur udara dan laut, menuju empat lokasi transmigrasi.
“Secara administratif mereka transmigran, dan secara hakikat mereka adalah para pejuang kehidupan. Ini adalah suatu dorongan dan motivasi yang luar biasa, dan hari ini kita menyebutnya warga pejuang kehidupan. Sebanyak 119 jiwa dari 33 kepala keluarga yang berasal dari 14 kabupaten, menuju ke empat lokasi transmigrasi,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mendes PDTT didampingi Sekda Jateng menyerahkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah secara simbolis kepada perwakilan transmigran. Antara lain berupa peralatan pertanian, benih palawija, paket perbekalan, dan sebagainya, yang digunakan untuk berbagai keperluan di lokasi transmigrasi. []