Daerah Selasa, 23 September 2025 | 16:09

33 Warga Korban Serangan Toba Pulp Lestari, Termasuk Seorang Mahasiswi IPB dan Anak Disabilitas

Lihat Foto 33 Warga Korban Serangan Toba Pulp Lestari, Termasuk Seorang Mahasiswi IPB dan Anak Disabilitas Salah seorang korban serangan petugas PT TPL masih dirawat di Rumah Sakit Harapan Pematangsiantar, Sumatra Utara, Selasa, 23 September 2025. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Simalungun - Terdata sebanyak 33 warga mengalami luka akibat serangan kekerasan yang dilakukan sekuriti dan pekerja PT Toba Pulp Lestari di Buttu Pangaturan, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun pada Senin, 22 September 2025.

Para korban dibawa ke RS Harapan Pematangsiantar, dan sejauh ini masih ada 9 warga yang mendapat perawatan, termasuk seorang mahasiswi IPB bernama Feny Siregar (21).

Feny adalah mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia IPB University Bogor yang sedang melakukan penelitian skripsi mengenai petani di areal konflik agraria dari perspektif gender di tanah adat keturunan Ompu Mamontang Laut. Dia memulai penelitian sejak awal September. 

Saat kejadian penyerangan, Feny spontan mendokumentasikan peristiwa dalam bentuk foto dan video. 

"Saya dikejar-kejar pekerja TPL. Mungkin karena saya mengenalkan jaket kampus IPB," kata Feny, dilansir dari suara.com pada Selasa 23 September 2025.

Feny sempat bersembunyi di posko, yang juga merupakan hunian masyarakat adat. Saat pekerja TPL memukuli warga, dia juga dipukul. 

"Mengira saya pihak LSM sebagai provokator padahal saya sudah bilang mahasiswa. Kepala saya kena pukul kayu alat pekerja TPL," katanya.

Saat pekerja TPL memukulinya, mereka berteriak. "Kau provokator kan. Kau bukan mahasiswa, tapi kau dari LSM kan." 

Feny sempat mencoba melindungi Dimas Ambarita, seorang anak disabilitas berusia 17 tahun, dengan menelungkupkan badan dan kepala ke lantai.

Akibatnya, kepala Feny mengalami bengkak, sementara bagian kepala Dimas juga terluka. 

"Video dan foto yang saya ambil pun disuruh hapus paksa," ungkap Feny.

BACA JUGA: Pengakuan Ompu Denata boru Hutabarat, Korban Kekerasan TPL: Dikejar dan Sembunyi di Terpal Kompos

Pengurus Lembaga Adat Lamtoras menyebutkan sebanyak 33 warga terluka dalam penyerangan tersebut. Sebanyak 14 orang dilarikan ke rumah sakit. Kini tinggal 9 orang masih dirawat intensif.

Disebutkan, tak hanya korban luka, kerugian material juga sangat besar. Posko perjuangan Masyarakat Adat Sihaporas dibakar, lima gubuk pertanian hangus, empat rumah warga dibakar sepuluh sepeda motor dibakar, delapan sepeda motor dirusak, satu unit mobil pick-up hangus, serta barang-barang pribadi seperti surat-surat, ijazah, enam telepon genggam, satu laptop, dan satu mesin pencacah rumput turut musnah.

Dalam kejadian itu, mereka sudah berkoordinasi dengan Polres Simalungun melalui DPD RI, Pastor JPIC Medan dan beberapa lembaga lainnya. Namun hingga pukul 10.00 Wib tidak ada aparat yang hadir di lapangan pasca penyerangan itu, termasuk untuk melakukan pencarian terhadap Op. Deonata sebelumnya. 

Kapolsek Sidamanik dan rombongan baru tiba di kampung setelah korban sudah kembali, sekitar pukul 11.00 Wib.

“Kami sudah meminta bantuan, tapi tidak ada polisi yang datang. Kami benar-benar ditinggalkan menghadapi kekerasan ini sendiri,” kata Ambarita, pengurus Lamtoras. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya