Jakarta - Kondisi Aceh Tamiang pascabanjir dilaporkan semakin parah. Salah satu warga menyebut situasi di wilayah tersebut sudah tidak terkendali, dengan banyak rumah hanyut serta jenazah ditemukan di berbagai lokasi.
“Kondisi di Aceh Tamiang pascabanjir sudah terlalu parah dan memang sudah tidak bisa terbendung. Banyak rumah yang hanyut, banyak mayat juga di jalanan. Sudah seperti tsunami tentunya,” ungkap Aidil Isfa Azhari (26) warga Aceh Tamiang saat dihubungi, Selasa (2/12/2025).
Aidil mengeluhkan akses menuju berbagai wilayah terputus total. Tidak hanya transportasi, layanan dasar seperti listrik, air bersih, dan pasokan bahan pangan juga tidak tersedia.
“Akses tidak bisa kemana-mana, terputus total dan juga sinyal listrik, air bersih, bahan pangan semuanya tidak ada. Itu kondisi saat ini yang terjadi pascabanjir,” ujarnya.
Kebutuhan mendesak saat ini ialah logistik serta akses komunikasi. Aidil mengaku perlu mendaki bukit untuk mendapatkan sinyal.
“Yang dibutuhkan saat ini adalah logistik dan juga kemungkinan paling bisa sinyal yang kami harus ke bukit lagi untuk sinyal perbukitan-perbukitan yang mudah mendapatkan sinyal. Yang paling penting logistik,” ucapnya.
Menurut dia, situasi di lapangan juga diperparah dengan maraknya aksi penjarahan. Sebab, masyarakat membutuhkan makanan memadai pascabanjir bandang yang terjadi di Aceh Tamiang.
“Penjarahan di mana-mana, seluruh toko minimarket, toko-toko grosir itu sudah habis dibobol. Karena manusia semua kelaparan. Air bersih tidak ada, makanan juga tidak ada,” tuturnya.
Meski bantuan mulai masuk ke Aceh Tamiang sejak hari ini, Aidil menilai distribusi masih belum optimal.
“Perlahan-lahan mulai dari hari ini, bantuan sudah bisa masuk ke Aceh Tamiang dan juga ada disebar-sebarin dengan pesawat, beberapa bantuan, tapi masih belum kondusif suasananya karena masih beberapa posko belum terbentuk,” katanya.
Aidil berharap pemerintah meningkatkan kesiapsiagaan bencana, mengingat intensitas hujan diprediksi masih terjadi sampai akhir tahun.
“Harapan untuk pemerintah ke depan untuk bisa melakukan simulasi dan menanggulangi bencana lebih dalam lagi karena memang setiap tahunnya di Aceh Tamiang itu selalu hujan yang mungkin bisa berminggu-minggu. Jadi untuk pemerintah Aceh Tamiang bisa lebih tanggap lagi untuk mengantisipasi ini ke depannya,” ucapnya.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melakukan pembukaan jalur yang menghubungkan Kota Medan di Sumatra Utara menuju Aceh Tamiang.
Sejumlah kendaraan roda empat mulai dapat melewati jalur tersebut dengan kecepatan terbatas. Targetnya, besok pagi atau Rabu (3/12), jalur tersebut sudah dapat dilalui secara 100 persen. Pekerjaan hari ini tinggal menyingkirkan beberapa material yang masih menumpuk di pinggir jalan.
Adapun bantuan ke wilayah tersebut dilakukan melalui jalur udara, Deputi 4 BNPB telah memerintahkan helikopter untuk mengirimkan dukungan dengan metode air drop di beberapa titik seperti lapangan Dekat Babo dan Perupuk, Kecamatan Bandar Pusaka.
Adapun jenis dan kuantitas barang yang dikirim dalam tahap ini meliputi makanan siap saji 100 pack, hygiene kit 100 buah, paket sembako 50 pack, selimut 100 lembar, matras 100 lembar, alat kebersihan 25 buah.