Jakarta - Media pemerintah Korea Utara, KCNA melaporkan, otoritas kesehatan tengah berusaha mengatur sistem pengujian dan perawatan serta meningkatkan upaya disinfeksi terhadap virus Covid-19 yang sedikitnya sudah `memakan` satu nyawa warga.
Penyebaran virus corona yang cepat menyoroti potensi krisis besar di negara yang kekurangan sumber daya medis itu.
Korut hingga kini kukuh menolak bantuan internasional untuk vaksinasi dan telah menutup perbatasannya.
Baca juga: Satu Meninggal Positif Covid-19, 350.000 Orang di Korut Mulai Demam
Kalangan analis mengatakan wabah Covid-19 tahun ini dapat memperburuk krisis pangan di negara yang terisolasi itu.
Lockdown, kata mereka, akan menghambat perjuangan keras melawan kekeringan dan mobilisasi tenaga kerja di negara itu.
Korut, yang telah menolak pasokan vaksin dari program berbagi vaksin global COVAX dan China, mungkin membuat sebagian besar orang dalam masyarakat yang relatif muda berisiko lebih tinggi terinfeksi Covid-19.
Calon menteri unifikasi dari Korea Selatan yang bertanggung jawab atas hubungan antar-Korea Kwon Young-se menyatakan bersedia mendorong bantuan kemanusiaan untuk Korut, termasuk perawatan Covid-19 dengan mengirim persediaan jarum suntik dan peralatan medis lainnya.
Sementara itu, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan AS tidak berencana mengirim vaksin ke Korut, tetapi mendukung upaya internasional untuk memberikan bantuan kepada orang-orang yang rentan di sana.
AS mendesak Pyongyang untuk memfasilitasi upaya itu. []