SIANTAR - Universitas Simalungun atau USI merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang berada di Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara.
USI kini dipimpin seorang rektor yang bergelar doktor dan merupakan alumni USI sendiri, yakni Dr Sarintan Efratani Damanik MSi.
Demi kemajuan perguruan tinggi kebanggaan warga Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun tersebut, sebaiknya para oknum di internal kampus yang selama ini kerap merecoki USI demi kepentingan sesaat dan pragmatis didesak sadar diri dan lebih baik mundur jika tujuannya demi kepentingan pribadi.
Hal itu ditegaskan Saddan Sitorus, alumni Fakultas Hukum USI, kini menjadi seorang advokat yang cukup berhasil di Jakarta.
Menurut mantan Ketua Cabang GMKI Pematang Siantar -Simalungun tersebut, USI sebagai kampus swasta, seharusnya keluar dari permasalahan-permasalahan yang tidak mendorong kemajuan kampus dalam dunia pendidikan, apalagi sampai adanya kepemimpinan yang cacat formil.
Cacat formil dimaksud, semisal adanya para pemimpin di USI yang justru bukan berlatar belakang sarjana, sudah uzur, pernah dipidana, atau justru bermasalah dari sisi kesehatan dan kemampuan akademis yang memadai.
"USI zaman transformatif ini, seharusnya sudah lebih energik dalam meningkatkan performa sebagai universitas, melalui visibility, transparency dan excellence," katanya dalam keterangan tertulisnya.
Hal itu kata dia, demi meningkatkan mutu dan dapat disejajarkan di antara kampus-kampus swasta, terkhusus yang sudah memberikan terobosan positif melalui alumni dan tenaga pendidik.
Saddan menyoroti isu menguasai atau conflict of interest di kampus USI. Seharusnya kata dia, itu bukan menjadi persoalan utama. Karena USI punya potensi untuk menjadi kampus yang melahirkan generasi-generasi unggul.
Para pemimpin di USI semestinya berkutat dalam mempersiapkan, bagaimana tenaga pendidik dan mahasiswa bisa bersaing dan menjadi promotor di lingkungannya dan masa depannya.
"Kepemimpinan Rektor Dr Sarintan Damanik harus didukung menjadi maksimal. Bukan justru direcoki, apalagi tidak memberikan solusi bagaimana USI menjadi trendsetter di dunia pendidikan melalui prestasinya," tandas dia.
Menurut Saddan, dirinya sebagai alumni sangat mendukung perubahan terbaik saat ini di USI.
BACA JUGA: Bantah Benteng Sihombing Soal Plagiat Karya Ilmiah, Rektor USI Potensi Tempuh Jalur Hukum
Jika pun ada yang salah, dia berharap agar semua bersama-sama menelusuri dengan baik agar tidak terjustifikasi oleh sesuatu yang tidak bisa dibuktikan.
Disebutnya, USI harus berkolaborasi dan inovatif sehingga ketika bertindak ada hasil kajian ilmiah, dan bukan karena "ada apa-apanya".
"Ingat USI adalah dunia pendidikan swasta. Jika secara terus-menerus mencari kesalahan dan tidak ada solusi pasti, maka masyarakat akan menilai. Bisa saja jadi catatan penting, dan berakhir dengan kesimpulan yang membabi buta, tanpa fakta yang sebenarnya. Ini poin penting karena bisa memberikan efek negatif bagi USI," katanya mengingatkan.
Kata dia, untuk membenahi USI sebagai lembaga pendidikan swasta yang terbaik, dimulai skala lokal.
Hal yang mendasar adalah menempatkan orang-orang yang berkualitas pada unsur kepemimpinan, baik dari unsur pembina, dan manajemen.
"Harus didukung dari jenjang pendidikan. Ya, karena ini adalah lembaga pendidikan tentu pemimpin harus jadi contoh. Yang dilahirkan mahasiswa dengan gelar sarjana tentu juga unsur pemimpin harus punya realitas pendidikan yang baik juga. Jangan asal, karena ini bisa menentukan USI untuk sekarang dan 100 tahun ke depan," tukasnya.
Kemudian sambung dia, USI harus dipimpin oleh orang-orang yang memiliki relasi berkelanjutan, sehingga para lulusan terbaik atau mahasiswa bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan.
"USI harus meningkatkan values dengan cara membangun karakter, membuat kurikulum sesuai dengan perkembangan zaman dan meningkatkan prestasi lewat akreditasi kampus," tuturnya.
Diakuinya, tidak mudah menjadi lebih baik. Namun bagaimanapun USI harus didukung menjadi kampus swasta terbaik dan bukan hanya lingkup lokal bahkan bila perlu sampai pada prestasi nasional bisa dikejar.
"Asalkan semua pejabat atau pemimpin USI tidak hanya memikirkan kepentingan sendiri-sendiri, semua harus sama-sama bekerja dan bekerja sama," katanya memberi penekanan.
Saddan kembali menegaskan, siapa saja bisa menjadi rektor di USI. Namun bila ada alumni menjadi rektor, ini adalah prestasi dan perlu ditingkatkan.
"Karena menurut saya, jika alumni menjadi rektor itu akan mempermudah komunikasi kepada siapapun. Intinya siapapun pemimpin USI harus didukung untuk maju. Setiap kinerjanya, sesuai ketentuan ada evaluasi, agar ada batasan untuk justifikasi berlebihan dan membabi buta. Untuk USI di masa depan, fondasi pemimpin USI harus dibangun secara holistik," tandasnya. []