Aceh Barat Daya - Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kabupaten Aceh Tengah dikritik. Kritikan itu lantaran suplai air yang mengalir ke pemukiman warga sering mati dan berwarna kehitaman sehingga tidak dapat digunakan.
Salah satu Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Takengon
Afdhalal Ghifari dalam keterangannya mengangkat keluhan masyarakat terkait kondisi air dari PDAM setempat yang tidak bisa digunakan.
Dia meminta PDAM bertanggungjawab dan segera menangani permasalahan itu.
"Bagi warga yang tidak memiliki sumur bor, mereka sangat bergantung kepada PDAM untuk kebutuhan sehari-hari, terlebih ini di bulan Ramadan. PDAM harus bertanggung jawab soal ini," kata Afdhalal Ghifari, Rabu, 20 April 2022.
Dia meminta Direktur PDAM yang berada di Aceh Tengah dapat memberikan klarifikasi terkait air yang sering mati dan tidak layak konsumsi itu.
Selain itu, dia juga menyayangkan kondisi tersebut dibiarkan begitu saja. "Kita sangat menyayangkan hal ini. PDAM kita harap segara melakukan upaya-upaya tepat untuk mengatasi hal ini," ujarnya.
Lebih lanjut, dia menyarankan agar petugas PDAM Tirta Tawar segera memperbaiki permintaan masyarakat Takengon, apalagi uang iuran bulanan tetap ditagih bila sudah masuk waktu.
Kondisi ini tentu tidak bisa dibiarkan, di mana warga tetap membayar walau air tidak bisa digunakan.
"Ini kan terkesan mengabaikan keresahan warga, seharusnya mereka harus menjelaskan permasalahan tersebut," pungkasnya.[]