News Kamis, 13 Juli 2023 | 12:07

Airlangga Pernah Diingatkan untuk Pilih Satu, Ketum Golkar atau Menteri Jokowi

Lihat Foto Airlangga Pernah Diingatkan untuk Pilih Satu, Ketum Golkar atau Menteri Jokowi Politisi Partai Golkar Lawrence TP Siburian. (Foto: Tangkapan Layar)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Politisi Senior Partai Golkar Lawrence TP Siburian pernah mengingatkan Airlangga Hartarto untuk memilih satu, apakah sebagai Ketua Umum Partai Golkar atau hanya menjadi menterinya Jokowi.

Karena menurut dia, posisi keduanya tidak bisa dijalankan berbarengan melihat karakteristiknya berbeda dalam tindakan.

"Ketika Pak Airlangga itu menjadi menteri, merangkap Ketua Partai Golkar saya menyampaikan Kepada beliau, saya menyampaikan juga sebaiknya beliau pilih salah satu saja," katanya dalam keterangan pers pada Rabu, 12 Juli 2023 malam.

Konferensi pers dilakukan untuk memberikan rekomendasi dan kemungkinan dilakukannya munaslub Partai Golkar menggeser Airlangga dari posisi ketua umum.

Menurut Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri (SOKSI),  jabatan menteri atau menjadi ketua partai punya karakteristik yang berbeda.

"Jabatan menteri dan partai itu berbeda, yang satu itu mengabdi ke atas, presiden, satu lagi ke bawah mendatangi rakyat mendengarkan rakyat membantu rakyat untuk kepentingan bangsa," terangnya.

Kemudian kata dia, waktu kalau menjadi menteri kabinet itu apalagi Menko habis untuk mengurusi pemerintahan. 

Belum lagi ke luar negeri, dan ke daerah. "Ini juga tentu mempengaruhi posisi beliau sebagai Ketua Umum Partai," tandasnya.

Itu sebabnya menurut dia, kepemimpinan Airlangga di partai kurang, termasuk manajemennya.

"Jadi kami di sini membicarakan masalah leadership daripada Airlangga. Kami melihat kurang, termasuk di situ dan manajemen," tukasnya.

Lawrence TP Siburian bersama anggota Dewan Pakar Partai Golkar mengeluarkan tiga rekomendasi soal Ketua Umum Airlangga Hartarto.

Rekomendasi itu sebagaimana disampaikan anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam saat ikut melakukan konferensi pers. 

Pertama, Airlangga diminta segera mendeklarasikan diri sebagai bakal calon presiden (capres) paling lambat sampai akhir Agustus 2023 mendatang.

Kedua, Partai Golkar diminta membentuk poros baru yang menjadi kendaraan politik Airlangga untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. 

BACA JUGA: Golkar Mulai Bergejolak, Airlangga Hartarto Digoyang Dewan Pakar

Terakhir, membuat program `Airlangga Hartarto Menyapa Rakyat`, untuk mensosialisasikan dirinya di daerah-daerah.

Menurut Ridwan, jika rekomendasi pertama dan kedua tak terlaksana, musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) untuk melengserkan Airlangga dari kursi ketua umum Partai Golkar sangat mungkin terjadi. 

Dia menegaskan, munaslub bukan merupakan hal yang haram dalam partainya. Dia menyebut Airlangga juga merupakan hasil munaslub dari kepemimpinan Setya Novanto.

"Jadi Munaslub itu adalah jawaban dari nomor satu. Kapan jawaban (dari rekomendasi poin satu dan dua) itu dilaksanakan? Agustus. Karena kalau tidak sudah terlambat sudah," ujar anggota Komisi VII DPR itu.

Dalam keterangan sebelumnya, dia juga menyebut, jika terjadi munaslub maka figur yang layak mengganti Airlangga adalah Luhut Binsar Panjaitan.

"Siapa yang selevel dengan Pak Airlangga, ya Opung, Luhut Binsar Panjaitan, itu kalau mau dilihat yang super hebat," ujar Ridwan pada Rabu, 12 Juli 2023. 

Di Kabinet Indonesia Maju, Luhut merupakan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarves) yang selevel dengan Airlangga yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian. Luhut saat ini juga menduduki posisi Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar.

"Kalau sekarang menurut pendapat saya karena ini tinggal enam bulan sampai Februari, harus orang yang betul-betul mempunyai klasifikasi super hebat, sudah super, hebat lagi," ujar Ridwan. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya