Daerah Senin, 14 Maret 2022 | 12:03

Akibat Minyak Goreng dan Gas Naik, Warga Abdya: Usaha Kami Terancam Gulung Tikar

Lihat Foto Akibat Minyak Goreng dan Gas Naik, Warga Abdya: Usaha Kami Terancam Gulung Tikar Tabung gas melon atau elpiji 3 kilogram (Kg). (Foto:Istimewa)
Editor: Rio Anthony Reporter: , Syamsurizal

Aceh Barat Daya - Pelaku usaha di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Provinsi Aceh kembali terdampak imbas dari kenaikan harga kebutuhan pokok.

Setelah kelangkaan minyak goreng belum tuntas, kini harga gas elpiji non subsidi tabung isi 5,5 dan 12 Kilogram (Kg) malah ikut naik.

Akibat dua item ini, pelaku usaha di Abdya mengeluh dan usaha mereka terancam gulung tikar, karena tidak ada laba.

Pelaku usaha makanan kering dan basah di Abdya, Nurul Afifah, mengeluh soal naiknya harga gas 12 Kg. Katanya, gas 12 Kg dulu didapatnya dengan harga Rp 175 ribu dan kini naik dikisaran Rp 195 - 197 ribu per tabung.

"Dengan harga Rp 175 saja labanya sedikit cukup untuk makan saja. Ini malah naik lagi, kami berharap turun bukan naik," kata Afifah, Senin 14 Maret 2022.

Dia berujar, kenaikan harga juga berlaku pada gas elpiji 5,5 Kg yang kini didapat Rp 90 ribu per tabung. Sementara harga sebelumnya Rp 70 - 72 ribu per tabung.

"Gas 5,5 juga naik. Kalau seperti ini tentu usaha kami akan gulung tikar, kami tidak mungkin menaikkan harga jual, tidak akan laku," ucapnya.

Parahnya lagi, menjelang bulan Ramadan sejumlah bahan makanan sudah mulai merangkak naik. Hal ini, juga berdampak pada usaha yang dijalankan para pengusaha kecil dan menengah di Abdya, khususnya.

"Semua naik sekarang. Kami khawatir usaha yang sudah lama kami bangun akan tumbang," ujarnya.

Terpisah, pihak penyuplai gas di Abdya atau bidang admin di Perusahaan Abdya Gasindo, Reza membenarkan bahwa harga gas elpiji non subsidi sejak dua pekan lalu mengalami kenaikan yang signifikan.

Reza menjelaskan, pangkalan menjual gas 12 Kg ke masyarakat Rp 205 sampai 210 ribu per tabung. Untuk gas 5,5 dijual Rp 98 sampai 100 ribu per tabung. Reza mengaku hal ini karena kuota gas non subsidi yang diambil perusahaannya dari Banda Aceh.

"Bukan dari Meulaboh Aceh Barat, hal inilah yang membuat harga berbeda-beda, karena perusahaan yang mengambil gas di Meulaboh tentu lebih murah. Kalau pangkalan yang mengambil gas di perusahaan kita mereka hanya mengambil keuntungan Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu per tabung dan itu sudah termasuk jasa antar kepada konsumen," pungkasnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya