News Senin, 24 April 2023 | 17:04

Aktivis Kawasan Danau Toba, Delima Silalahi Raih Penghargaan Anugerah Lingkungan Internasional

Lihat Foto Aktivis Kawasan Danau Toba, Delima Silalahi Raih Penghargaan Anugerah Lingkungan Internasional Delima Silalahi. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Toba - Delima Silalahi, aktivis lingkungan hidup di Kawasan Danau Toba, meraih penghargaan internasional bersama lima aktivis lainnya dari luar negeri.

Anugerah tersebut diberikan Goldman Environmental Foundation, yakni Anugerah Lingkungan Goldman 2023 yang diserahkan pada 24 April 2023.

Anugerah aktivisme lingkungan akar rumput ini, mengakui perjuangan aktivis dari Zambia, Indonesia, Turki, Finlandia, Brasil, dan Amerika Serikat.

Diberikan setiap tahun kepada pahlawan lingkungan dari enam benua bumi yang dihuni manusia.

Anugerah Lingkungan Goldman memberikan penghargaan atas pencapaian dan kepemimpinan aktivis lingkungan akar rumput di seluruh dunia yang memberikan inspirasi untuk beraksi demi melindungi bumi.

Untuk Indonesia, yang termasuk kategori wilayah dan negara kepulauan, tahun ini juri memilih Delima Silalahi (46) yang dikenal sebagai Direktur Eksekutif Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM).

KSPPM merupakan organisasi nonpemerintah yang berdedikasi untuk perlindungan hutan adat di Sumatra Utara. 

Pada Februari 2022, berkat kampanye khusus yang dilakukan Delima bersama komunitas masyarakat adat di Tano Batak, pemerintah akhirnya memberikan hak pengelolaan sah atas 7.213 hektare hutan adat kepada enam kelompok masyarakat Tano Batak.

“Saya sangat gembira walaupun saya sadar bahwa ini bukanlah perjuangan saya sendiri. Ini adalah kemenangan buat gerakan Masyarakat Adat di Indonesia," kata Delima dalam keterangan persnya, Senin, 24 April 2023.

Dia menyebut, perjuangan hak atas tanah, hak atas identitas itu tidak turun dari langit. Itu harus diperjuangkan. 

"Kami tidak sedang melanggar hukum. Ada konstitusi yang menjamin perjuangan kami. Negara tidak akan memberikannya begitu saja kepada kami,” kata Delima.

Ke-6 komunitas masyarakat adat yang mendapatkan pengakuan tersebut berkomitmen melestarikan hutan adatnya. 

Enam kelompok masyarakat adat ini memiliki program pemulihan kawasan hutan adat mereka dengan mulai menanam kembali spesies hutan asli, termasuk pohon kemenyan. 

Di antaranya, komunitas masyarakat adat Pandumaan Sipituhuta, Nagasaribu Onan Harbangan, Bius Huta Ginjang, Janji Maria, Simenak-menak dan Tornauli Aek Godang Adiankoting. 

Delima dan KSPPM mendukung masyarakat untuk menanam kembali dan merestorasi ekosistem, sekaligus meningkatkan tutupan pohon hutan dan ketahanan iklim alami. 

Meski dihadapkan dengan industri paling berkuasa di Sumatra Utara, Delima dan komunitas masyarakat adat berhasil mendapatkan hak pengelolaan sah atas hutan adat masyarakat. 

BACA JUGA: Pengadilan Tinggi Medan Bebaskan Petani Toba Korban Kriminalisasi PT TPL

"Ini kemenangan bagi ketahanan iklim, keanekaragaman hayati, dan hak masyarakat adat," tukasnya.

Beberapa tokoh dari Indonesia yang pernah mendapat penghargaan ini, yakni Loir Botor Dingit (1997),Yosepha Alomang (2001), Yuyun Ismawati (2009), Prigi Arisandi (2011), Aleta Baun (2013), dan Rudi Putra (2014). 

Goldman Environmental Prize dirintis di San Francisco pada tahun 1989 oleh pemuka masyarakat dan filantropis Richard and Rhoda Goldman. 

BACA JUGA: Masyarakat Adat Lamtoras Blokir Jalan, PT TPL Mengadu ke Polres Simalungun

Selama 34 tahun, yayasan ini telah menorehkan dampak yang teramat besar pada planet ini. Hingga kini, Goldman Environmental Prize telah memberi penghargaan kepada 219 pemenang, termasuk 98 perempuan di 95 negara. 

Sebagian besar pemenang ini kemudian menempati posisi pejabat pemerintah, kepala negara, pemimpin NGO, dan penerima Nobel.

“Kini, ketika dunia menyadari krisis lingkungan akut, seperti perubahan iklim, ekstraksi bahan bakar fosil, dan pencemaran udara dan air, kita makin sadar akan hubungan kita satu sama lain dan terhadap semua kehidupan di planet,” ujar John Goldman, Presiden Goldman Environmental Foundation. 

“Aktivis akar rumput di Malawi yang tengah melawan pencemaran plastik di negaranya, terhubung dengan kita, begitu pun sebaliknya. Ia mengajari cara melakukannya di tempat tinggal kita. Pekerjaan ini, dan kehidupan kita, semuanya saling terkait,” katanya. 

Penyerahan Anugerah akan dirayakan dalam seremoni langsung di Opera House San Francisco pada 24 April, pukul 05:30 PM PDT atau 25 April, pukul 07.30 WIB. 

Ini merupakan seremoni langsung (tatap muka) pertama sejak 2019. Seremoni ini akan dipandu oleh pendiri Outdoor Afro, Rue Mapp, beserta musisi tamu Aloe Blacc. 

Acara ini akan disiarkan langsung di kanal YouTube Goldman Environmental Prize (https://www.youtube.com/watch?v=Qga0TXWqo-w). []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya