Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dianggap tidak layak tarung di pemilihan presiden (Pilpres) 2024 usai skandal dugaan perselingkuhannya dengan perempuan bernama Rifa Handayani mencuat.
Menurut Koordinator Aliansi Peduli Rifa Handayani, Kelvin Malelak, sosok Airlangga tidak layak menjadi seorang pemimpin.
Sebab, hingga saat ini Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu bungkam, enggan mengklarifikasi bola liar isu perselingkuhan yang sudah dilaporkan ke Bareskrim Polri.
"Sekarang saja (belum jadi capres, red) dia (Airlangga Hartarto) sudah melanggar aturan yang ada. Hal ini tidak menggambarkan dia sebagai sosok seorang pemimpin. Persoalan ini sudah menjadi bola liar yang membias di masyarakat," kata Kelvin kepada Opsi.id usai menggelar aksi demonstrasi di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 11 Januari 2022.
Dia mengatakan, jika Airlangga tidak mau mengklarifikasi dugaan perselingkuhan itu, pihaknya akan terus melakukan aksi unjuk rasa ke jalan.
"Maka dari itu, kita akan tetap turun ke jalan sampai ada klarifikasi dari Airlangga," ujar Kelvin.
Aksi unjuk rasa Aliansi Peduli Rifa Handayani (APRH) terkait dugaan perselingkuhan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dengan Rifa Handayani.(Foto:Opsi/Fernandho Pasaribu)
Di lokasi serupa, orator Aliansi Peduli Rifa Handayani, Epenk Jawang menyebut bahwa aksi itu dilakukan sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap Indonesia.
Epenk mengatakan, pihaknya tidak akan diam melihat tindakan amoral yang diduga dilakukan Menko Perekonomian itu.
"Aksi ini adalah bentuk bahwa kami mencintai bangsa ini. Kami anti terhadap kasus-kasus amoral yang terjadi di republik ini terkhusus persoalan Airlangga Hartarto," ucap Epenk.
Menurutnya, Airlangga Hartarto harus segera mengklarifikasi dugaan perselingkuhan itu.
Sebagai masyarakat, lanjutnya, mereka ingin mendengar klarifikasi dari kedua belah pihak.
"Kami sudah mendapat klarifikasi dari Rifa mengenai kasus ini. Sementara, saat ini kita menunggu klarifikasi dan pengakuan Airlangga atas kesalahan yang dilakukannya," tuturnya.
Lebih lanjut, dia berharap Presiden Joko Widodo atau Jokowi dapat mengambil keputusan yang tegas mengenai aspirasi yang mereka sampaikan itu.
"Hari ini kami sudah menyampaikan aspirasi kepada Presiden Jokowi di depan Istana Negara. Kami berharap Presiden Jokowi bisa melihat lebih jernih dan dapat mengambil langkah pasti untuk mencopot Airlangga Hartarto sebagai menteri," ujar dia.
"Kasus itu sudah dibawa ke Mabes Polri, untuk itu Aliansi Peduli Rifa Handayani akan mengawal ini bersama. Hal ini dilakukan supaya ada efek ke depan agar persoalan ini tidak terulang kembali," ucap Epenk menambahkan.
Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan bernama Rifa Handayani membuat pernyataan mengejutkan dengan mengaku pernah memiliki hubungan spesial dengan Menteri berinisial AH pada tahun 2012 lalu.
Pengakuan tersebut dilontarkan seiring laporannya ke Polda Metro Jaya atas kasus pengancaman kepadanya yang diduga dilakukan oleh istri AH berinisial YA.
Pernyataan dan pengakuan Rifa kemudian memantik dugaan publik bahwa Menteri AH yang dimaksud adalah Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar yang saat ini duduk sebagai Menteri Koordinator Perekonomian.
Jurnalis Opsi sudah berupaya mengonfirmasi Airlangga Hartarto mengenai isu tersebut. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu belum merespons. []