Yogyakarta – Alternativa Film Project, sebuah inisiatif film global yang didirikan oleh inDrive, mengumumkan para pemenang Alternativa Film Awards 2024 dalam sebuah acara di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM, Yogyakarta.
Festival yang berlangsung 29 November 2024 ini merayakan keberagaman seni sinema sekaligus dampak sosial yang dihasilkan oleh karya-karya film dari berbagai penjuru dunia.
Dibuka oleh aktris sekaligus Penggerak SDG PBB, Hannah Al Rashid, acara ini menampilkan 25 film pilihan, termasuk 13 film panjang dan 12 film pendek, dari 14 negara dengan total 20 bahasa.
Mengutip keterangan tertulis yang diterima pada Rabu, 4 Desember 2024 ini, para pemenang dipilih oleh juri internasional yang terdiri dari sineas dan ahli dampak sosial seperti Anand Gandhi (India), Kamila Andini (Indonesia), hingga Steffi Niederzoll (Jerman).
Tahun ini, penghargaan utama diberikan kepada film-film yang mengangkat isu sosial, budaya, hingga lingkungan.
Berikut para pemenangnya:
1. Spotlight Award: Bird of a Different Feather karya Manohara K (India) – Drama-komedi tentang perjuangan hidup dengan ironi puitis.
2. Future Voice Award: Cu Li Never Cries karya Pham Ngoc Lan (Vietnam) – Eksplorasi emosional tentang mimpi yang hancur dan kesenjangan generasi.
3. Alter Award: Grand Me karya Atiye Zare Arandi (Iran) – Potret sensitif masa kanak-kanak dan ketegangan gender di Iran.
4. Nativa Award: The Adamant Girl karya Vinothraj PS (India) – Kisah perlawanan terhadap ketidakadilan budaya.
5. Penghargaan Film Pendek: Washhh karya Mickey Lai (Malaysia) dan A Cleaning Service karya Nguyen Duy Anh (Vietnam).
Selain itu, penghargaan khusus diberikan kepada film Thailand How to Make Millions Before Grandma Dies, yang meraih hati penonton dengan kisah keluarga yang menginspirasi.
Liza Surganova, Kepala Alternativa Film Project, mengungkapkan bahwa festival ini bertujuan memperkuat suara para sineas baru, membawa perubahan sosial melalui film, dan menyatukan komunitas global.
"Kami bangga melihat karya-karya luar biasa ini tidak hanya mendorong batasan artistik tetapi juga menginspirasi percakapan untuk perubahan," ungkapnya.
Alternativa Film Project, yang diluncurkan pada 2023, bertujuan mendukung sineas dari wilayah kurang berkembang. Tahun depan, fokus akan beralih ke Amerika Latin dengan penyelenggaraan edisi ketiga di tahun 2026.[]