Medan - Banjir yang melanda sebagian wilayah Kota Medan pada Minggu, 27 Februari 2022, menjadi perhatian besar Wali Kota Bobby Nasution.
Sejumlah upaya telah dilakukan agar penanganan banjir yang menjadi salah satu dari lima program prioritas utama, dapat berjalan dan memberikan hasil yang optimal.
Dari hasil peninjauan lapangan yang dilakukan Bobby Nasution, diketahui bahwa sejumlah drainase dipenuhi sedimentasi dan tumpukan sampah.
Hal tersebut dinilai menjadi salah satu penyebab banjir karena drainase tidak memiliki daya tampung sehingga mengakibatkan air meluap ke jalan.
Aktivis lingkungan Bobby Septian mengungkapkan, banjir Kota Medan terjadi akibat masalahnya yang terbilang cukup kompleks.
"Banjir ini disebabkan oleh banyak hal seperti banyaknya sampah, kasus deforestasi kawasan hutan, yang mana sumber serapan di kawasan hulu itu sudah rusak, dan maka apabila hujan terjadi banjir," katanya, Selasa, 8 Maret 2022.
Dalam masalah banjir, lanjutnya, seluruh stakeholder harus saling berpangku tangan dan berkontribusi, tidak terkecuali bagi anak muda.
Baca juga: Sebanyak 1.312 Jiwa Terdampak Banjir di Tanah Laut Kalsel
Karena, anak muda dinilai memiliki semangat yang besar untuk sebuah perubahan sebagai generasi pemimpin nantinya. Hal kecil yang dapat dilakukan adalah dengan tidak buang sampah sembarangan.
"Namun, artinya kesadaran tidak buang sampah sembarangan itu harus tertanam pada diri siapa saja. Mari kita mulai untuk tidak buang sampah sembarangan. Tidak berperilaku buruk terhadap alam," ujarnya.
Kontribusi lain yang bisa dilakukan masyarakat, termasuk anak muda, sambung Bobby, mulai membangun sumber-sumber resapan seperti lobang piori dan melakukan penanaman tumbuhan.
Lalu ditambah dengan gerakan konservasi atau kampanye sadar lingkungan oleh banyak komunitas di Kota Medan sebagai upaya untuk membantu pemerintah dalam penanganan banjir.
"Sebagai anak muda, apa kontribusi kita untuk kota ini. Komen narasi provokator? Saya rasa tangan kita akan lebih berguna untuk buang sampah pada tempatnya," ujarnya. []