Jakarta - Perempuan di Tanah Air harus mendigitalisasi ekonomi, agar pulih dan bangkit khususnya melalui UMKM yang bergerak di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo menekankan hal itu saat berbicara dalam webinar "Indonesian Womenpreneurs Rising Through Business Digitalization in the Post-Pandemic Era”, yang diinisiasi HerStory Indonesia, Selasa, 28 Juni 2022.
Dia mengatakan, penggunaan teknologi kian terakselerasi di tengah masyarakat, akibat pandemi. Seperti aktivitas belanja melalui platform e-commerce yang menjadi pilihan terbaik.
"Dua tahun kemudian, habit menggunakan platform digital ini tidak hilang. Walaupun masyarakat kembali beraktivitas secara fisik, namun ada hal-hal yang sudah disubstitusi oleh teknologi, dan ada pula hal-hal yang sudah terkomplementer oleh teknologi, sehingga para womenpreneur di luar sana atau yang hadir pada siang hari ini, harus sadar bahwa pengaruh digitalisasi ini tidak bisa diabaikan," kata Angela.
Data Bank Indonesia menunjukkan transaksi nilai dagang elektronik pada 2021 meningkat 50,8 persen, mencapai Rp 401 triliun dibandingkan tahun 2020 dan diperkirakan akan meningkat 31,2 persen tahun ini.
Data untuk digital banking dan transaksi uang elektronik juga meningkat. Pada tahun 2021, durasi pengguna aplikasi online makanan dan minuman meningkat hampir 480 persen year on year (YoY).
Baca juga:
Era Society 5.0 di Depan Mata, Digitalisasi UMKM Jadi Harga Mati
Survei salah satu dari e-commerce terbesar di Indonesia, sepanjang pandemi di tahun 2020, produk fesyen dan aksesoris menjadi primadona diikuti produk-produk furniture dan kriya.
"Jadi, melihat potensi digitalisasi membantu para pelaku UMKM untuk bertahan di masa pandemi, dan bahkan untuk berkembang di pascapandemi, maka sejak tahun 2020 pemerintah meluncurkan program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang membantu UMKM on boarding masuk ke platform digital, dan sampai hari ini sudah ada 18,5 juta UMKM yang masuk ke dalam platform digital ini," kata Angela.
Baca juga:
Digitalisasi, Pemda Provinsi Jabar Luncurkan Sayembara Desa Digital
Presiden Joko Widodo sebelumnya juga meminta agar kementerian/lembaga berbelanja produk dalam negeri. Kemenparekraf ditargetkan lebih dari 70 persen anggaran belanjanya untuk dibelanjakan produk dalam negeri.
Kemenparekraf saat ini sedang mengembangkan e-catalog sektor parekraf, di mana usaha para peserta webinar nantinya bisa masuk dalam e-catalog agar bisa menjadi opsi dalam pembelanjaan pemerintah.
"Kembali ke topik awal, womenpreneur, peran perempuan, sangatlah dominan dalam perekonomian Indonesia. Jika melihat data, di atas 64 persen UMKM itu dimiliki oleh perempuan, dan diketahui bersama UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia," kata Angela.
Tenaga kerja Indonesia di sektor ekonomi kreatif sebanyak 56 persen adalah perempuan, di mana industri kreatif menyerap 17-18 juta pekerja. Lalu data menunjukkan hampir setengah populasi Indonesia adalah perempuan.
"Jadi bisa kita simpulkan bersama bahwa perempuan memang berperan penting. Tidak hanya dari sisi konsumen, sisi pekerja, dan dari sisi pemilik usaha. Oleh karenanya secara langsung perempuan berperan penting dalam akselerasi pemulihan ekonomi Indonesia,” kata dia.
Angela menuturkan, diperlukan kolaborasi untuk mendorong peningkatan kapasitas dan kapabilitas perempuan (womenpreneur) agar bisa berkompetisi di era digital, dengan mengurangi gap kecakapan digital dan terus mengembangkan ekosistem usaha yang inklusif dan berkelanjutan.
"Semoga Indonesia bisa selangkah lebih maju dalam mewujudkan perempuan berdaya di era ekonomi digital," katanya.[]