Jakarta – Anggota Komisi XII DPR RI, Yulian Gunhar, melontarkan candaan yang menyiratkan peluang Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, untuk menduduki kursi wakil presiden.
Sindiran itu disampaikan Yulian sebagai bentuk pujian atas kinerja Bahlil selama memimpin Kementerian ESDM.
"Kalau ini Pak dibikin secara real, ya mudah-mudahan Pak Bahlil bukan hanya periode ini aja jadi menteri. Ke depan bisa jadi menteri lagi. Bahkan kalau ketua umum partai ini bisa jadi wapres barang ini," kata Yulian dalam rapat kerja dengan Menteri Bahlil di Komisi XII DPR, Selasa, 11 November 2025.
Candaan yang merujuk pada posisi wakil presiden itu langsung disambut gelak tawa para peserta rapat. Menanggapi hal tersebut, Bahlil yang hadir secara langsung hanya terlihat tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
Candaan Yulian itu tidak lepas dari pujiannya terhadap sejumlah capaian Bahlil di sektor mineral dan batu bara (minerba).
Ia secara khusus menyoroti kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga dan keberhasilan akuisisi saham PT Freeport Indonesia hingga 51 persen oleh pemerintah.
"Terus isu minerbanya bagaimana kita mengakuisisi Freeport menjadi kepemilikan kita 51 persen. Masyarakat tercerahkan di situ, berarti negara hadir. Negara hadir untuk memberikan apresiasi, wah, hebat ini," ujarnya.
Yulian menegaskan bahwa sejumlah kebijakan yang diambil Bahlil dinilainya sangat dirasakan dan diapresiasi oleh masyarakat.
Menurut dia, langkah-langkah tersebut dianggap sebagai bukti kehadiran negara.
Meski memberikan pujian, Yulian menegaskan bahwa fungsi pengawasan DPR tetap akan dijalankan.
Ia menyatakan komitmennya untuk terus memberikan masukan dan koreksi terhadap kebijakan yang diambil oleh kementerian.
"Sekali lagi kami mengapresiasi tapi kami mengkoreksi, mengkritisi bukan karena ini masalah pribadi atau apapun tapi ini suatu kebijakan yang kami harapkan, Pak Menteri di bawah kepemimpinan pak menteri Bahlil," katanya.
Lontaran candaan soal potensi wakil presiden kepada Bahlil ini turut menyoroti posisinya yang strategis sebagai pimpinan partai besar, Golkar.
Meski disampaikan secara santai dalam suasana rapat, candaan ini ikut mewarnai dinamika politik nasional yang mulai memanas menyambut pertarungan politik mendatang.[]