Jakarta - Belasan musisi Indonesia dari berbagai genre, termasuk Endah N Rhesa dan Navicula berkolaborasi menggarap proyek album kompilasi bertajuk sonic/panic untuk menyuarakan isu darurat iklim.
Vokalis Navicula, Gede Robi mengatakan bahwa proyek kolaborasi ini digagas lantaran sebagai musisi, mereka juga merupakan bagian dari masyarakat juga ingin terlibat dalam menyuarakan isu ini.
"Sonic adalah audio. Panic ada sense of urgency. Kami sebagai musisi berkontribusi terhadap negara karena tujuan negara memang harus membersihkan emisi Indonesia sesuai target tahun 2060," tutur Robi, dikutip Opsi pada Rabu, 25 Oktober 2023.
Lagu Plastic Tree milik Endah N Rhesa misalnya, menggambarkan dunia tanpa pohon, yang digantikan oleh replika plastik. Lagu ini menjadi pengingat yang kuat tentang dampak lingkungan dari tindakan kita.
"Kami membawa imajinasi jika di dunia ini tidak ada pohon, tidak ada burung yang bernyanyi, ayam berkokok, lebah memanfaatkan baterai supaya mereka bisa terbang, segalanya lebih artifisial," ucap Robi.
"Semua jadi mengagumkan tapi menyeramkan. Kita jangan menganggap remeh kemampuan kita menemukan hal hal baru, tetapi ada risiko juga. Ada kemegahan, ada kehancuran, ketakutan. Jadi mixed feelings," ujarnya.
Suasana konferensi pers peluncuran album sonic/panic. (Foto: Istimewa)
Kegelisahan yang sama, dirasakan pula oleh Endah Widiastuti dari Endah N Rhesa. Dia bilang, sejumlah fakta mencengangkan mengenai kerusakan lingkungan baru ia temui dan ketahui setelah terlibat dalam proyek ini.
"Aku paling cengeng sepanjang workshop dan sempat mengalami mental breakdown di hari kedua. Ini merupakan masalah yang berat, dan sebagai musisi, kami harus punya cara untuk mengekspresikan kekhawatiran dan ketakutan," ucap Endah.
"Meski bukan bermaksud menakut-nakuti, faktanya ada semua, bahwa di kurun waktu tertentu krisis ini akan terjadi. Paska workshop waktu itu aku hampir tidak bisa ikut press conference di Bali karena aku merasa hancur melihat kenyataan yang terjadi," katanya.
Selain Endah N Rhesa dan Navicula, proyek album sonic/panic juga melibatkan deretan musisi besar Indonesia lain, yakni Iga Massardi, Tony Q Rastafara, Tuantigabelas, Iksan Skuter, FSTVLST, Made Mawut, Nova Filastine, Guritan Kabudul, Kai Mata, Rhythm Rebels, dan Prabumi.
Album sonic/panic yang diproduksi oleh Alarm Records ini, memuat 13 lagu dari 13 musisi dengan berbagai genre seperti hip-hop, rock, blues, electronica, reggae, pop, hingga world music.
Baca juga: Kembali Bermusik, Ifan Seventeen Lepas Album dan Single Solo Bertajuk 17
Baca juga: God Bless Lepas Video Klip Single Musisi dari Album Anthology 50th Years Anniversary
Lirik lagu-lagu dalam album tersebut mengangkat topik beragam seperti isu krisis iklim, degradasi alam, polusi plastik, dan panggilan untuk aksi nyata secara kolektif. []