Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak datang ke reuni 212 di kawasan Patung Kuda, dekat Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Kamis, 2 Desember 2021, karena lebih memilih menghadiri acara penandatanganan perjanjian kredit pembiayaan bagi pelaku usaha mikro di Balai Agung Balai Kota DKI Jakarta.
Terakhir Anies Baswedan mengadiri reuni 212 adalah pada 2 Desember 2019 lalu. Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpendapat, Gubernur DKI itu mulai menjaga jarak dengan gerakan 212, demi kepentingan Pilpres 2024.
"Jangankan hadir, bahkan tahun ini izin acaranya saja tidak dikasih," kata Ujang kepada wartawan, dikutip Opsi, Jumat, 3 Desember 2021.
Lebih lanjut Ujang berpendapat ihwal sikap Anies menjaga jarak dari kelompok 212 adalah suatu langkah politik yang wajar. Ia menilai, terlalu dekat dengan kelompok 212 yang selama ini kerap diidentikkan dengan kelompok Islam garis keras justru dapat merugikan Anies.
"Kalau Anies masih dekat (dengan 212), dia akan dituduh radikal oleh lawan politiknya," kata Ujang.
Terlebih, jumlah massa pendukung dan simpatisan gerakan 212 juga tidak signifikan untuk kancah politik nasional. Pada 2016 silam, Anies boleh jadi diuntungkan dengan gerakan kelompok itu yang menuntut gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dipenjara atas kasus penistaan agama.
Namun, Ujang menilai lanskap politik nasional akan sangat berbeda. Oleh karena itu, Anies terpaksa melupakan kelompok yang sudah berjasa membawanya ke kursi DKI 1.
"Anies kalau hanya didukung 212 itu sesuatu kekurangan. Anies Baswedan kalau mau capres harus didukung semua kalangan," ucap Ujang. []