Bekasi - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengecek kesiapan fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi untuk mengantisipasi meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron.
Ridwan Kamil datang didampingi Plt Bupati Bekasi, Akhmad Marjuki, keduanya memeriksa ruangan pasien, ketersediaan obat-obatan, hingga oksigen.
"Situasi Covid-19 ada tren naik, itulah mengapa saya datang ke berbagai rumah sakit untuk mengantisipasi kasus yang sedang meningkat. Kita harus belajar dari tahun lalu," ujar Ridwan Kamil, Rabu Januari 2022.
Kang Emil, sapaan akrabnya mengapresiasi langkah antisipatif yang sudah dilakukan RSUD Kabupaten Bekasi. Jika kasus melonjak di rumah sakit tersebut sudah siap untukĀ di ubah 100 persen menjadi rumah sakit khusus Covid-19.
"Saya bersama Pak Bupati mengapresiasi karena kalau nanti kasus melonjak, RSUD ini sudah mempunyai prosedur untuk mengubah 100 persen menjadi rumah sakit khusus Covid-19," katanya.
Namun hingga kini di Kabupaten Bekasi belum ditemukan satu pun terkonfirmasi kasus Covid-19 varian Omicron. Hanya ada lima orang pasien Covid-19 non Omicron yang kini masih dirawat di RSUD Bekasi.
"Yang ada adalah probable, artinya dia Covid-19 tapi karena untuk memastikan Omicron itu butuh waktu, maka belum bisa dideklarasikan Omicron," ungkap Kang Emil.
Ada pun untuk ketersediaan oksigen, RSUD Kabupaten Bekasi mendapat suntikan dana dari CSR di Singapura sebesar Rp 1,4 miliar. Nantinya RSUD ini bisa memproduksi oksigen secara mandiri juga didistribusikan ke tabung-tabung oksigen di Puskesmas.
"Saya sudah cek oksigen dapat bantuan Rp 1,4 miliar, sehingga nantinya bisa memproduksi mandiri oksigen ke tabung-tabung apabila suatu saat dibutuhkan Puskesmas, rumah-rumah, dan yang lainnya," tuturnya.
Kang Emil meminta warga Kabupaten Bekasi untuk tetap waspada namun tidak terlalu panik. Kunci mencegah penularan varian Omicron adalah tetap memakai masker dan perluas vaksinasi.
"Apa pun variannya, solusinya hanya dua, pertinggi vaksinasi termasuk booster (vaksin penguat) di kalangan tenaga kesehatan dan kelompok rentan lainnya. Solusi kedua adalah protokol kesehatan. Yang penting warga Bekasi tetap waspada dan jangan panik," pintanya. []