News Sabtu, 30 September 2023 | 14:09

Apa Bisikan Jokowi ke Ganjar, Jika Menang Pilpres 2024

Lihat Foto Apa Bisikan Jokowi ke Ganjar, Jika Menang Pilpres 2024 Ganjar Pranowo. (Foto: Ist)
Editor: Tigor Munte

Jakarta - Presiden Jokowi memberikan pesan personal kepada Ganjar Pranowo ketika nanti sudah menang dan dilantik sebagai presiden.

Jokowi meminta Ganjar gaspoll soal kedaulatan pangan. Jokowi menyampaikan itu saat dirinya duduk bersebelahan dengan Ganjar. Itu juga diungkapkan saat memberikan sambutan. 

Tema ini kebetulan merupakan titik fokus dalam rapat kerja nasional (rakernas) ke-4 PDIP yang berlangsung di JIEXPO, Kemayoran, Jakarta, Jumat, 29 September 2023.

Dalam sambutannya, Presiden meminta semua pihak untuk mewaspadai kelangkaan pangan yang disebabkan oleh perubahan iklim dan situasi geopolitik dunia.

Dikatakannya, kenaikan suhu bumi, kekeringan di mana-mana, kemarau panjang, sehingga menyebabkan gagal tanam, menyebabkan gagal panen. 

Dan super El Nino yang ada di tujuh provinsi di negara kita juga mempengaruhi pasokan pangan pada rakyat.

Hal itu juga berkaitan dengan geopolitik dunia, yang juga berpengaruh pada pasokan pangan.

Jokowi menyampaikan, krisis geopolitik dunia yang menyebabkan kelangkaan pangan itu disebabkan oleh perang antara Rusia dan Ukraina. 

Perang dua negara penghasil gandum terbesar itu menyebabkan sebanyak 207 juta ton gandum tidak bisa diekspor karena alasan keamanan.

Sehingga yang terjadi adalah di Afrika, di Asia maupun di Eropa sendiri kekurangan pangan itu betul-betul nyata dan terjadi. Harga yang naik secara drastis.

"Bahkan kemarin saya membaca sebuah berita, di satu negara maju di Eropa, anak-anak sekolah banyak yang sudah tidak sarapan pagi. Yang biasanya sarapan pagi, sekarang ini sudah tidak sarapan pagi karena kekurangan bahan pangan, karena mahalnya bahan pangan,” kata Jokowi.

Kelangkaan pangan yang terjadi di seluruh dunia tersebut, membuat sebanyak 22 negara menghentikan ekspor pangan, termasuk beras, untuk mengamankan pasokan di negaranya masing-masing.

Ada Uganda, Rusia, India, Bangladesh, Pakistan, dan Myanmar terakhir juga akan masuk lagi tidak mengekspor bahan pangannya. 

"Betapa nanti kalau ini diterus-teruskan ini semua harga bahan pokok pangan semuanya akan naik,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, Jokowi menegaskan perlunya visi taktis yang memuat rencana kerja detail dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan terkait program kedaulatan pangan. 

BACA JUGA: Mega Sebut Kepemimpinan Jokowi Hadirkan Optimisme Ketahanan Pangan

Menurutnya, kedaulatan pangan sangat diperlukan untuk menghadapi peningkatan jumlah penduduk yang terus bertambah.

“Kita tahu penduduk kita sudah 278 juta, penduduk kita saat ini sudah 278 juta. Dunia juga sudah lebih dari 8 miliar, penduduk dunia, dan akan terus bertambah. Di tahun 2030 diperkirakan sudah mencapai 310 [juta], karena pertumbuhan penduduk kita 1,25 persen kenaikannya per tahun. Artinya sekali lagi, pangan menjadi kunci. Seperti yang disampaikan oleh Bung Karno, pangan merupakan mati hidupnya suatu bangsa, itu betul sekali, beliau sudah melihat kejadian yang sekarang ini kita alami,” tegasnya.

Ia menjelaskan, visi taktis yang memuat rencana kerja detail tersebut juga diperlukan untuk merencanakan jumlah pembangunan infrastruktur penunjang produksi pangan, seperti irigasi dan embung. 

Presiden juga menilai, jumlah infrastruktur penunjang produksi pangan di Indonesia masih kurang dibandingkan dengan negara-negara lain.

"Sekali lagi saya sangat setuju apa yang tadi disampaikan oleh ibu ketua umum Bu Mega. Semuanya setuju dan lebih setuju lagi apa yang disampaikan calon Presiden Pak Ganjar Pranowo," ujarnya.

"Tadi saya bisik-bisik ke beliau, Pak nanti habis dilantik besoknya langsung masuk kedaulatan pangan, nggak usah lama-lama, perencanaannya disiapkan sekarang. Begitu dilantik besok langsung masuk ke kerja kedaulatan pangan, sehingga swasembada pangan, ketahanan pangan, kedaulatan pangan itu betul-betul kita miliki. Ngeri sekali kalau melihat cerita semua negara sekarang mengerem semuanya, tidak ekspor pangannya, gandum sudah, beras sudah, gula sudah semuanya ngerem. Oleh sebab itu 10 tahun ke depan 5 tahun ke depan memang visi taktis itu harus kita miliki, bukan visi misi yang terlalu bagus di awang-awang tapi visi taktis rencana kerja detail harus kita miliki. Dan saya yakin Pak Ganjar mampu menyelesaikan," tukasnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya