Jakarta - Manajemen PT Pertamina Patra Niaga memastikan untuk saat ini tidak ada kenaikan harga bahan bakar subsidi seperti pertalite, solar, dan elpiji 3 kg di tengah adanya penyesuaian harga BBM non subsidi.
Hanya pertamax yang merupakan BBM non subsidi, harganya tetap atau tidak berubah Rp 12.750 per liter.
"Walau harga Indonesian Crude Price (ICP) untuk BBM dan Contract Price Aramco (CPA) untuk elpiji masih tinggi, harga BBM bersubsidi tidak ikut dinaikkan," ujar Area Manager Communication Relation & CSR Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga, Taufikurachman, di Medan, Minggu, 10 Juli 2022.
Harga minyak ICP per Juni menyentuh angka 117,62 dolar AS per barel atau lebih tinggi sekitar 37 persen dari harga ICP pada Januari 2022. Tren harga CPA juga masih tinggi pada Juli mencapai 725 dolar AS per metrik ton (MT) atau lebih tinggi 13 persen dari rata-rata CPA sepanjang 2021.
Taufikurachman menyebutkan, mulai Minggu, 10 Juli, Pertamina melakukan penyesuaian harga untuk produk bahan bakar khusus (BBK) atau BBM non subsidi.
Untuk wilayah Sumatra Utara (Sumut), harga Pertamax Turbo (RON 98) menjadi Rp 16.550 dari sebelumnya Rp 14.800 per liter. Kemudian Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp 16.850 dari Rp 14.000 per liter dan Dexlite (CN 51) Rp 15.350 dari Rp 13.250 per liter.
Tabung gas elpiji non subsidi 12 kilogram di Mamuju. (Foto: Opsi/Eka Musriang)
Untuk elpiji non subsidi (bright gas) akan disesuaikan dari sebelumnya Rp 91.000, sekarang jadi Rp 104.000. Untuk bright gas 12 kg sebelumnya Rp 189.000, sekarang jadi Rp 215.000.
Menurut dia, penyesuaian BBM terus diberlakukan secara berkala sesuai dengan Kepmen ESDM 62/K/12/MEM/2020 tentang Formulasi Harga Jenis Bahan Bakar Umum (JBU). Dia beralasan, kenaikan harga dilakukan mengikuti tren harga pada industri minyak dan gas dunia.
"Saat ini penyesuaian harga dilakukan kembali untuk produk pertamax turbo dan dex series,"katanya. []