Jakarta - Anggota DPR RI, KH Maman Imanulhaq mengapresiasi keberanian Presiden Joko Widodo alias Jokowi dalam membawa misi perdamaian saat berkunjung ke Ukraina.
Jokowi melakukan lawatan kenegaraan ke Kyiv, Ukraina, guna menemui langsung Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, Rabu sore sekitar pukul 15.00 waktu setempat, 29 Juni 2022.
Kunjungan Presiden kali ini pun menjadi momentum sejarah. Sebab, Jokowi menjadi pemimpin pertama dari kawasan Asia yang mengunjungi Ukraina guna membawa misi damai sejak negara itu mulai menghadapi invasi Rusia pada Februari 2022 lalu.
Kiai Maman berpandangan, keberanian Jokowi datang ke Ukraina kala perang masih berkecamuk adalah simbol keberanian seorang pemimpin Indonesia.
Sebelumnya, kata dia, memang beberapa presiden Indonesia juga sempat bepergian ke lokasi-lokasi yang tengah dilanda perang.
Menurutnya, aksi Jokowi ini tersirat memberi penegasan bahwa Indonesia tidak tinggal diam melihat peperangan yang menyengsarakan dan hanya merendahkan nilai-nilai kemanusiaan.
Di lain sisi, Jokowi juga ingin memberi penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah bagi negara yang merdeka.
"Perang hanya menciptakan kesengsaraan tidak hanya bagi negara yang bertikai saja namun merembet ke semua negara di dunia," kata Kiai Maman meneruskan keterangan tertulisnya yang diterima pada Kamis, 30 Juni 2022.
Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi itu mengaku bangga dengan keberanian Presiden Jokowi yang menyempatkan datang ke jantung Ibu Kota Ukraina tersebut.
Dia berharap kunjungan Presiden Jokowi memberi pengaruh signifikan pada upaya perdamaian di tanah Eropa.
Kiai Maman berulang kali menyayangkan operasi militer yang digelar Rusia sejak beberapa bulan belakangan.
Ribuan bom dan artileri Rusia kini telah merusak keindahan kota-kota di negara yang terletak di Eropa timur itu.
"Waktu saya ke Ukraina saya menyaksikan betapa indahnya negara ini, negara yang sangat besar dan memiliki kemajuan teknologi yang sangat tinggi," ujarnya.
Bahkan, lanjutnya, kala di Ukraina, dia sempat datang ke Islamic Centre di Kyiv untuk menemui muftinya.
Ia menyaksikan sendiri betapa hebatnya semangat komunitas Islam di Ukraina dalam menegakkan Islam yang moderat.
Makanya ketika terjadi serangan dari Rusia, bagaimana keindahan itu harus porak-poranda, bagaimana nilai Islam yang diperjuangkan terkendala oleh perang yang justru dipersepsikan seakan-akan Rusia memihak Islam dalam melawan barat.
Oleh sebabnya, dia menegaskan bahwa perang bukan solusi terbaik untuk negara-negara yang tengah dilanda konflik.
Kiai Maman berharap ada perdamaian yang bisa dibangun antara Rusia dengan Ukraina apalagi setelah dikunjungi oleh Presiden Jokowi.[]