Jakarta - Kepergian mantan Kepala BNPB Letnan Jenderal (Purn) Doni Monardo menjadi duka bagi semua pihak, salah satunya Anggota DPR Komisi VIII, KH Maman Imanulhaq.
Kepada wartawan, Politisi PKB itu menceritakan momen-momen akrabnya bersama Doni Monardo yang juga pernah menjabat Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres).
Maman mengungkapkan, Doni Monardo pernah beberapa kali datang ke Pondok Pesantren Al Mizan Jatiwangi yang diasuhnya. Kiai Maman dan Doni Monardo banyak berbincang tentang pohon di sana.
"Sebuah percakapan di bawah pohon besar saat Pak Doni datang ke Pondok Pesantren Al Mizan Jatiwangi, saya ngobrol banyak dengannya soal pentingnya mitigasi bencana dan itu bisa dilakukan lewat sebuah kebiasaan baik dari masyarakat yaitu menanam pohon termasuk menanam pohon di depan rumah atau halaman rumah," kata Kiai Maman di Jakarta, Senin, 4 Desember 2023.
Perbincangan keduanya semakin seru ketika mereka membicarakan tentang pohon besar yang mirip dengan pohon beringin. Kepada Kiai Maman, Doni mengungkapkan ingin menanam pohon tersebut di banyak tempat.
"Pembicaraan semakin asyik ketika kita membicarakan satu pohon sejenis pohon beringin yang kebetulan tumbuh besar di samping rumah saya. Beliau bilang `pohon ini bagus banget, aku ingin menyemai benihnya sehingga bisa ditanam di beberapa tempat`. Beliau menyebutkan pohon itu sejenis atau sekeluarga dengan pohon beringin tapi berbeda dengan pohon beringin. Akarnya tidak merusak," ujarnya.
Doni bahkan sempat memberikan petuah singkat tentang pohon. Kiai Maman mengingat kata-katanya sebagai nasehat bagi banyak orang.
Saat itu, Doni mengatakan bahwa manusia itu harusnya seperti pohon ini yang menjulang tinggi namun akarnya tetap menancap ke bumi namun tidak merusak lingkungan sekitarnya.
Kabar kepergian Doni Monardo membuatnya begitu merasa kehilangan. Juru bicara Timnas AMIN ini mengaku sangat dekat dengan Doni karena menjadi mitra Komisi VIII selama keduanya menjabat.
"Saya mengenal Pak Doni sangat dekat karena sebagai mitra komisi VIII. Satu-satunya kepala badan setingkat kementerian yang menjelaskan dengan detail bahkan membuat contoh," ujarnya.
Setiap berbincang dengan Doni, Kiai Maman menyebut selalu ada gorengan sukun di tengah-tengah mereka.
Ia mengungkapkan, pohon sukun tidak hanya bisa mencegah bencana tapi juga menjadi tanaman produktif.
"Selalu ada gorengan sukun di meja kami untuk menjelaskan menanam sukun bukan hanya sekedar untuk mencegah bencana erosi tapi juga menjadi tanaman yang produktif hasil jual buah-buahan apalagi kalau sudah diolah itu menjadi sangat tinggi dia mencontohkan kalau 10 pohon ditanam dan biaya sekitar Rp 3 juta maka 4 tahun kemudian bisa menghasilkan sekitar Rp 30 juta bayangkan saja sangat-sangat produktif," ucap Kiai Maman.[]