Daerah Selasa, 26 Juli 2022 | 21:07

Bantuan Alat Sensor dari NSF, Beroperasi di Dua Kecamatan Kota Makassar

Lihat Foto Bantuan Alat Sensor dari NSF, Beroperasi di Dua Kecamatan Kota Makassar Alat sensor data, bantuan dari Amerika Serikat. (Foto: Opsi/Pemkot Makassar)
Editor: Rio Anthony

Makassar - Lorong Wisata atau Longwis yang diinisiasi Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto mendapat dukungan dari Kementerian Luar Negeri USA dan Nasional Science Foundation (NSF).

Hal itu dibuktikan dengan adanya pemberian bantuan berupa alat sensor data yang saat ini sedang beroperasi di Kota Makassar yakni di Lorong Bara-Baraya KWT anggrek, Kecamatan Makassar dan Lorong di kompleks Perumahan Karmila di KWT Dewi Sari, Kecamatan Tamalanrea.

Alat sensor ini memiliki tujuan untuk mengukur cuaca, tingkat kelembaban dan indeks Panas.

Tahap selanjutnya sensor ini akan mengukur kadar polusi udara yakni Sulfur Dioksida dan Carbon Monoksida, Partikel PM 2,5 dan PM 10.

“Kelengkapan data tersebut akan dianalisis bersama dengan sensor urban farming (tanaman produksi, PH dan kandungan mineral dalam air) akan dimasukkan dalan data server Pemkot kemudian dijadikan sebuah big data yang terkontrol dengan war room milik Pemkot Makassar dengan data sensor bantuan NSF,” ucap Danny, Selasa 26 Juli 2022.

Kata Danny, sistem kerja alat ini membaca data dalam bentuk artificial intelegent dan machine learning merekomendasikan sistem city farming modern berbasis peningkatan produksi berkelanjutan sesuai adaptasi lingkungan dan kebutuhan manusia.

Proyek ini berjalan selama dua tahun dan semua dibiayai opeh departement luar negeri USA dan melibatkan tenaga ahli dari Collarado University, Pensstate Univeristy, Virginia Tech, dan tim ahli Indonesia UGM, ITB dan Unhas serta Pemkot Makassar di bawah Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Makassar.

“Alat ini tidak banyak di dunia. Alhamdulillah kita kebagian dan bisa merasakan manfaatnya,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahangan Pangan, Muhammad Rheza menambahkan alat ini dapat dioperasikan untuk sejumlah lorong di Kota Makassar.

Dalam kerja sama ini hanya enam lorong untuk tahap awal yakni da lokasi di Kecamatan Ujung Pandang, satu lokasi di Kec Makassar, satu lokasi di Kecamatan Panakukang dan dua lokasi di Kecamatan Tamalanrea.

“Kerja sama ini sejak tahun lalu, tapi alatnya baru dipasang Mei lalu oleh tim ahli dari ITB. Sudah ada satu alatnya yang memantau di enam titik longwis. Masih menunggu satu alat lagi bantuan NFS ini,” paparnya.

Dari alat ini, Rheza berharap agar semua lorong di Kota Makassar memenuhi standar sesuai yang sudah ditetapkan dalam standar Lorong Wisata “Green Alley”.

Salah satunya, memiliki pencahayaan baik agar dapat menyinari tanaman-tanaman yang ada di lorong. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya