Samosir - Batu Marompa merupakan salah satu destinasi wisata yang terletak di Desa Tamba Dolok, Kecamatan Sitiotio, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara.
Huta (perkampungan) Tamba memiliki empat desa, di antaranya Desa Cinta Maju yang berada di Pelabuhan Huta Tamba, Desa Parsaoran berada di samping Desa Cinta Maju. Kemudian Desa Tamba Dolok dan Desa Janji Maria berada di paling atas Huta Tamba.
Tepat di ujung Desa Tamba, destinasi ini hanya berjarak sekitar 6 kilometer dari Pelabuhan Tamba.
Batu Marompa sudah tidak asing lagi di telinga sebagian penikmat wisata ataupun di kalangan pecinta alam.
Untuk para wisatawan yang ingin mengunjungi destinasi tersebut, sangatlah mudah dan aman.
Dari Tomok atau dari Tele ke Pangururan menuju Simpang Tamba. Kemudian menuju Pelabuhan Parsewaan.
Dari Pelabuhan Parsewaan menyeberang ke Pelabuhan Tamba dan hanya memakan waktu kurang lebih 10 menit.
Lanskap Batu Marompa yang cukup menakjubkan di Kabupaten Samosir, Sumatra Utara. (Foto: Jumady)
Kapal ferry penyeberangan akan siap mengantarkan para wisatawan satu kali 24 jam, baik yang menggunakan kendaraan roda dua, maupun roda empat.
Destinasi ini hanya berjarak kurang lebih 500 meter dari ujung Desa Tamba Dolok.
Namun saat menjelajah, eits tunggu dulu, tantangan yang akan dihadapi menuju Batu Marompa adalah jalan terjal di lahan pertanian masyarakat dengan sudut kemiringan yang sangat tajam, yaitu kurang lebih 45-55 derajat.
Kalian akan menghabiskan waktu 30 hingga 45 menit, dan harus mempersiapkan diri terlebih dahulu dan tetap santai.
Konon menurut cerita rakyat, Batu Marompa (Batu Menggendong) ini bermula saat dua kakak beradik menjalin asmara.
Sejak kecil, ikatan kakak adik ini sangat berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Melihat kondisi itu, kedua orang tuanya pun bersepakat untuk memisahkan mereka berdua.
Laki-laki yang merupakan anak paling besar, diantar ke rumah tulang (paman) dan adik perempuannya tetap tinggal di rumah. Berharap mereka berdua tidak berjumpa lagi.
Seiring berjalannya waktu, dengan kehidupan desa yang masih menggunakan kayu bakar untuk memasak, mengharuskan warga untuk ke hutan mencari kayu bakar.
Hal serupa dilakukan kedua kakak beradik tersebut. Harus membantu keluarganya, dan mencari kayu bakar ke hutan bersama teman-temannya.
Saat mencari kayu bakar mereka berdua pun berpencar dari teman-temannya. Ketika hari sudah sore menjelang malam, teman-teman kedua kakak adik itu pun pulang.
Namun, kedua kakak beradik tersebut tak kunjung pulang hingga larut malam. Orang tua dan pamannya pun kebingungan akan keberadaan mereka berdua.
Keesokan harinya, kedua orang tuanya pun mencari mereka berdua. Namun tak kunjung menemukannya.
Pengunjung di destinasi Batu Marompa, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara. (Foto: Jumady)
Orang tuanya pun menemukan jejak kaki hingga ke ujung perjalanannya, dan menemukan dua batu bertindih atau disebut dalam bahasa Batak, Batu Marompa.
Sehingga orang tuanya menduga bahwa kedua kakak beradik tersebut terkutuk menjadi batu karena menjalin asmara sedarah (incest) di hutan tersebut.
Tidak mengecewakan ya sob, saat menjelajah ke spot tersebut, kalian akan merasakan sejuknya udara di sana.
Dari Batu Marompa, kalian juga akan menikmati keindahan nan eksotis Desa Tamba Dolok dan sebagian Desa Janji Maria.
Tampak juga Gunung Simargulang Ombun dan Ulu Darat, serta Pulau Samosir. Selain itu, di pagi hari, pengunjung dapat menikmati sunrise.
Pengunjung pun dapat berdiri persis di atas Batu Marompa, namun tentu sangat menguji adrenalin. [Jumady]