News Selasa, 08 Februari 2022 | 10:02

Bela KSAD Dudung, Yaqut: Tuhan Memang Bukan Makhluk Tapi Sang Khalik

Lihat Foto Bela KSAD Dudung, Yaqut: Tuhan Memang Bukan Makhluk Tapi Sang Khalik Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. (Foto: Twitter/YaqutCQoumas)

Jakarta - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas merespons perkara Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang dilaporkan atas kasus dugaan penodaan agama ke Pusat Polisi Militer TNI AD (Puspomad TNI).

Yaqut menekankan, pernyataan Jenderal Dudung tentang pilihannya berdoa menggunakan bahasa Indonesia seperti yang terpublikasi di podcast YouTube Deddy Corbuzier pada 30 November 2021, seyogianya tak perlu diperdebatkan.

“Itu klir sekali kalau kita memahami pernyataan Jenderal Dudung secara utuh. Pernyataan itu juga menjadi penegasan bahwa Tuhan memang bukan makhluk, tapi sebagai Khalik (Sang Pencipta). Sudahlah, tidak ada yang perlu diributkan dengan statemen itu,” ujar Yaqut di Jakarta, Senin, 7 Februari 2022.

Baca juga: KSAD Dudung: Jokowi Hatinya Bersih, Maka Tuhan Takdirkan Jadi Presiden

Menag Yaqut berkata demikian untuk menanggapi adanya laporan terhadap Jenderal Dudung yang dilakukan oleh Koalisi Ulama dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA). KSAD Dudung disebut-sebut melakukan penodaan agama atas pernyataann ‘Tuhan Kita Bukan Orang Arab’ di siaran podcast tersebut.

Menurut Yaqut, dalam berdoa setelah salat, umat Islam diperbolehkan menggunakan bahasa apa pun, termasuk bahasa Indonesia. Pernyataan Jenderal Dudung dalam podcast tersebut juga dalam konteks soal pilihan dan cara berkomunikasi dengan Tuhan. Dia menilai tidak ada maksud memosisiskan Allah SWT sebagai makhluk.

Yaqut menekankan, kalimat Jenderal Dudung ‘karena Tuhan Kita itu Bukan Orang Arab’ tidak berdiri sendiri, tapi bermakna penegasan setelah kalimat ‘Pakai bahasa Indonesia saja’.

Baca juga: Jenderal Dudung: Rizieq dan Bahar Smith Tak Usah Bicara Macam-macam!

Maka itu, ia mengajak seluruh pihak untuk mengedepankan proses klarifikasi (tabayyun) ketika melihat persoalan yang dinilai ambigu. Termasuk pada pernyataan Jenderal Dudung, semestinya bisa diselesaikan dulu dengan bertemu atau berdiskusi langsung.

Cara tersebut, kata Menag Yaqut, akan lebih elegan dan tak menguras energi.

Dia menambahkan, sebagai petinggi TNI, Jenderal Dudung sudah pasti dibekali kedalaman pengetahuan dan kematangan cara berkomunikasi kepada publik. Dengan keyakinan itu, Jenderal Dudung tentu memiliki kehati-hatian dan mampu mengukur dampak pernyataan atau tindakannya di tengah publik.

“Termasuk soal agama, Jenderal Dudung justru selama ini memberikan perhatian besar terhadap upaya menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Mari kita harus jernih melihat setiap persoalan,” kata Menag Yaqut. []

 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya