Daerah Jum'at, 26 Agustus 2022 | 15:08

Beli BBM Subsidi untuk Nelayan di Sulbar Tidak Perlu Surat Rekomendasi DKP

Lihat Foto Beli BBM Subsidi untuk Nelayan di Sulbar Tidak Perlu Surat Rekomendasi DKP Ilustrasi solar. (Foto: Ist)
Editor: Rio Anthony Reporter: , Eka Musriang

Mamuju - Rekomendasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) bagi nelayan untuk bisa mendapat Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di SPBU sudah dicabut.

Jadi bagi nelayan yang hendak beli BBM subsidi di pertamina cukup rekomendasi dari Kepala Desa atau Kelurahan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Tangkap DKP Sulawesi Barat (Sulbar), Mawan Jurwanto, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat, 26 Agustus 2022.

"Saat ini, mengacu pada Undang-Undang (UU) Minyak dan Gas (Migas), beli BBM subsidi untuk nelayan cukup rekomendasi dari Kepala Desa atau Kelurahan," kata Mawan Jurwanto.

"Silahkan minta rekomendasi dari kelurahan dan pihak pemerintah desa," sambungnya.

Sebelumnya, sejumlah nelayan di Mamuju, Sulbar, terpaksa harus membeli solar dari perantara perdagangan (calo) lantaran kesulitan mendapat Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Mereka kesulitan mendapatkan solar di SPBU karena tidak memiliki rekomendasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Mamuju.

Sehingga, para nelayan harus membeli solar dari calo dengan harga yang lebih mahal dari harga di SPBU.

"Harga kita belikan Rp 8.000 per liternya, padahal di SPBU hanya Rp 5.500 per liternya," kata salah seorang juragan kapal, Abdul Kadir, saat diwawancarai wartawan, Jumat, 26 Agustus 2022.

Meski sudah mengajukan permohonan, kata Kadir, nelayan yang mayoritas warga Kabupaten Polman dan Majene kesulitan mendapat rekomendasi.

"Kami disini mayoritas warga Polman dan Majene, makanya kami tidak diberikan rekomendasi dari DKP Mamuju," katanya.

Hal serupa juga dikeluhkan salah seorang nelayan, Baharuddin. Ia mengaku, terpaksa harus membeli solar dari calo.

"Saya sudah dua tahun beli solar dari calo dan saya heran dari mana mereka ambil dalam jumlah begitu banyak," kata Baharuddin. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya