Jakarta - Benni Sitanggang, seorang pria Batak yang berada di Ukraina memberikan kesaksian tentang situasi yang terjadi di negara yang tengah berperang dengan Rusia tersebut.
Benni bertutur, terhadap mereka warga sipil di sana sudah diberikan map atau petunjuk lokasi yang aman untuk persembunyian kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Benni mengaku dirinya saat ini bersama keluarga berada di Kota Ternopil sekitar lima jam naik mobil ke kedutaan besar.
Dia menyebut tidak akan keluar. Karena dalam perjalanan akan ada risiko serangan bom setiap saat.
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina, Puan: Keselamatan dan Keamanan WNI Harus Jadi Prioritas
"Kalau kita ke sana juga, itu bakalan mendapat risiko di perjalanan. Karena kan di setiap tempat ada pengeboman dan berbahaya. Dan aku bisa pergi ke Lviv juga, safe house dipersiapkan pemerintah Indonesia," terangnya dilansir dari video DW, Selasa, 1 Maret 2022.
Benni Sitanggang bersama istri dan anaknya. (Foto: @benni_sitanggang)
Benni menyebut tak pergi ke KBRI karena istrinya sedang hamil sembilan bulan dan itu sangat berisiko untuk membawanya dalam perjalanan. "Jadi memutuskan stay di sini bersama mereka," kata Benni.
Dia kemudian mengungkap, warga Ukraina yang berjenis kelamin laki-laki kalau hendak bepergian tidak diperbolehkan, karena harus wajib militer.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina, Kemenlu: 138 WNI Dalam Kondisi Aman
"Sudah mulai dikumpulkan para laki-laki yang wajib militer, memang wajib militer," kata Benni.
Untuk kebutuhan sehari-hari, Benni mengaku selain sudah menyediakan sebelumnya, juga karena kebetulan mertuanya datang dan membawa perbekalan sehingga stok kebutuhan selama berdiam di rumah semakin bertambah.
"Puji Tuhan kami sekarang tidak kekurangan. Semuanya sudah kami persiapkan. Mudah-mudahan juga keluarga lain. Karena ada juga yang belum dapat, anak muda atau beberapa komunitinya mengumpulkan makanan, jadi kalau diberi tahu ada orang tua atau lansia keluar untuk beli, mereka di-provide, dikasih makanan," terang Benni. []