Jakarta - Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) menyelenggarakan webinar yang bertema "Rekam Jejak Sabam Sirait sebagai Tokoh Bangsa", Minggu, 20 Maret 2022.
Dalam kegiatan itu, Mantan Ketua Umum PGI, Pdt. Dr. A.A. Yewangoe menjadi salah satu narasumber. Hadir pula beberapa narasumber yang merupakan mantan Ketua Umum GMKI, seperti Frans Allorerung, Robert Sitorus, Imanuel Ekadianus Blegur, Edward Tanari, Barita Simanjuntak, Andre Manusiwa, dan Goklas Nababan, Mamberob Rumakiek, serta Sahat Martin Philip Sinurat.
Kemudian, Mantan Kabid HI Pengurus Pusat GMKI Yanedi Jagau, Mantan Sekretaris Umum GMKI Rizal Lumombo. Sementara, moderatornya Alan Christian Singkali dan ibadah yang di pimpin oleh Pdt. Saut Hamonangan Sirait, serta turut dihadiri senior-senior GMKI, salah satunya Bungaran Saragih.
"Dalam perjalanannya senior Sabam Sirait banyak berkontribusi pada perjalanan bangsa Indonesia, dengan rekam jejak selama di parlemen membuktikan beliau tidak hanya sebagai anggota parlemen yang biasa-biasa saja, namun menjadi pelopor-pelopor perubahan dan selalu terlihat menghidupi nilai-nilai oikumenisme dan nasionalisme sebagai wujud kader GMKI," kata Jefri Edi Irawan Gultom selaku Ketua Umum PP GMKI.
Jefri juga memaparkan beberapa contoh kontribusi Sabam Sirait untuk bangsa dan negara.
"Memperjuangkan undang-undang Anti Monopoli, pada tahun 1992, beliau pernah menginterupsi persidangan DPR, karena pemilu yang dianggap tidak demokratis, senior Sabam pernah secara terbuka mendukung Palestina dan mengkritik Israel karena sering melakukan pelecehan terhadap rakyat Palestina. Dan beliau pernah mengusulkan juga untuk pemerintah Indonesia membuat nama jalan yang bernama Palestina," ujarnya.
"Senior Sabam turut serta memperjuangkan undang-undang otonomi khusus untuk masyarakat Papua, senior Sabam sangat sering juga menyuarakan hak asasi manusia di Indonesia," sambungnya.
Kepergian Sabam Sirait pada tahun 2021 lalu, lanjutnya, merupakan duka bersama. Sebagai kader GMKI, lanjutnya, semua patut berbangga hati, mengingat Sabam Sirait merupakan salah satu senior GMKI yang memiliki rekam jejak bagi bangsa dan gereja.
"Oleh karena itu kami dari pengurus pusat GMKI tergerak untuk turut mendukung pengusulan senior Sabam Sirait menjadi pahlawan nasional, tentu langkah ini ke depan juga kita harapkan menjadi budaya organisasi ini untuk saling membesarkan dan saling mendukung antar senior dan junior," tuturnya.
Dia mengatakan, keterlibatan Sabam Sirait bagi bangsa dan negara ini tak perlu diragukan lagi.
"Oppung Sabam Sirait tidak perlu kita ragukan lagi keterlibatannya yang sangat luar biasa menjaga keutuhan, kelangsungan dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga pada masa pemerintahan bapak Joko Widodo, senior Sabam Sirait di berikan penghargaan Bintang Mahaputera," kata mahasiswa pascasarjana Universitas Indonesia (UI) ini.
Pengurus Pusat GMKI, sambungnya, turut mendukung dan berpartisipasi untuk mengusulkan sosok Sabam Sirait menjadi pahlawan nasional.
"Melalui kegiatan webinar yang bertemakan: Rekam Jejak Sabam Sirait Sebagai Tokoh Bangsa, bagi seluruh kader GMKI seluruh Indonesia untuk mendukung pengusulan Sabam Sirait menjadi pahlawan nasional," ucap Jefri Gultom
Sementara itu, Pdt. Saut Sirait menilai Sabam Sirait adalah tokoh yang banyak berkontribusi untuk orang banyak.
"Kita bersyukur kepada Allah, karena memberikan kita tokoh seperti bang Sabam Sirait, beliau bukan pendeta, bukan penatua tetapi beliau banyak berkontribusi untuk banyak orang," ujar Saut Sirait.
Selanjutnya, Sebagai ketua umum panitia yang mengusulkan Sabam Sirait menjadi pahlawan nasional, RE. Nainggolan berharap usulan tersebut disetujui oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Kita sangat mengharapkan kiranya pada bulan November 2022 ini bapak Presiden Joko Widodo menyetujui bapak Sabam Sirait menjadi pahlawan nasional, karena kiprah dan perjuangan Sabam Sirait tidak perlu diragukan lagi," tegas RE. Nainggolan.
Kemudian, mantan Ketua Umum PGI, A.A. Yewangoe juga turut menyatakan kelayakan Sabam Sirait menjadi pahlawan nasional.
"Sabam Sirait merupakan pemimpin yang betul-betul menghidupi nilai-nilai kekristenan, dan selalu mengedepankan kasih dan keadilan, bapak Sabam Sirait juga pernah menjabat sebagai dewan pembina PGI, pak Sabam mampu hadir dalam iklim politik apa pun, dan beliau juga tidak punya musuh, baik musuh pribadi atau musuh politik, dan saya sangat mendukung pak Sabam Sirat menjadi pahlawan nasional," tutur Yewangoe.
Frans Allorerung juga mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, Sabam Sirait tidak hanya berkarya di Indonesia saja, melainkan hingga di dunia internasional.
"Saya sudah kenal Sabam Sirait sejak tahun 1967, ketika saya masih di Yogyakarta, pada saat orde baru bang Sabam Sirait juga tetap kritis, kami pernah sama-sama mengikuti konferensi gereja-gereja dunia di Amerika dan pernah di Belanda, pak Sabam pernah di undang ke Amerika untuk melayani disana berkaitan dengan Oikumenisme dan beliau tidak hanya berkiprah di Indonesia tetapi hingga di Internasional, bang Sabam juga menggagas retreat anggota DPR yang Kristen, tetapi dia bisa masuk ke semua golongan," ujar Frans.
Di acara itu, Robert Sitorus juga menegaskan bahwa sebagai kader GMKI, Sabam Sirait selama hidupnya banyak berkontribusi untuk gerakan mahasiswa.
"Bang Sabam banyak mewakili GMKI ke lembaga-lembaga kemahasiswaan, waktu NKK-BKK ingin di berlakukan, bang Sabam Sirait dengan tegas menolak pemberlakuan hal tersebut," kata Robert.
Hal senada juga disampaikan oleh Imanuel Blegur. "Saya bertemu bang Sabam pada tahun 1983, bang Sabam Sirait juga mampu merasionalkan kader-kader GMKI terkait asas tunggal, peralihan asas Alkitabiah di GMKI menjadi Pancasila. Terjadinya dana perimbangan yang sampai ke daerah itu bagian dari perjuangan bang Sabam Sirait dan bang Sabam sangat layak menjadi pahlawan nasional," ujar Imanuel.
Menanggapi pernyataan narasumber lainnya, Edward Tanari mengatakan Sabam Sirait adalah tokoh yang humanis dan berpolitik selalu mengedepankan kepentingan rakyat.
"Bang Sabam merupakan tokoh yang humanis, bang Sabam selalu memiliki pemikiran-pemikiran yang luar biasa, saya mengenal beliau kurang lebih selama 30 tahun, dan politiknya selalu berdasarkan dengan kepentingan rakyat," kara Edward Tanari.
Sementara, Yenedi Jagau membeberkan ungkapan kata yang disampaikan Sabam Sirait saat mencalonkan sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan Kalimantan Tengah.
"Ketika Bang Sabam maju dari daerah Kalimantan Tengah, beliau pernah mengatakan politik itu bukan soal kalah atau menang, tetapi soal suara kita cukup atau tidak cukup," ungkap Yenedi Jagau.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh narasumber lainnya seperti, Andre Manusiwa, Mambe, Goklas, Rizal, dan Sahat, bahwa mereka juga sepakat dengan pengusulan Sabam Sirait menjadi pahlawan nasional karena riwayat perjalanannya yang luar biasa.
Menanggapi dukungan dan apresiasi yang disampaikan narasumber, keluarga besar Sabam Sirait mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan webinar yang bertemakan Rekam Jejak Sabam Sirait sebagai Tokoh Bangsa.
"Kami sangat senang GMKI turut mengusulkan bapak Sabam Sirait menjadi Pahlawan Nasional, terima kasih kepada seluruh narasumber yang telah berkenan membicarakan rekam jejak bapak Sabam Sirait," ucap dr. Sondang Sidabutar yang juga didampingi Maruarar Sirait dan keluarga.[]