Jakarta – Dalam upaya memperkukuh pendidikan Buddhis di Indonesia, Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabudhi) melalui Ketua Organisasi Kaderisasi & Keanggotaan DPP Gemabudhi, Anes Dwi Prasetya, secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Institut Nalanda di Aula Institut Nalanda, Jakarta, Jumat, 8 November 2024.
Perjanjian ini disaksikan oleh perwakilan kedua lembaga, tokoh agama, serta tamu undangan lainnya, termasuk Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri, Widhia Seni, dan Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, Liedya Ongwijaya.
Kerja sama antara Gemabudhi dan Institut Nalanda bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan Buddhis melalui berbagai kegiatan edukasi seperti pelatihan, seminar, kaderisasi, dan organisasi.
Melalui MoU ini, kedua lembaga berkomitmen untuk mengembangkan program-program yang menanamkan nilai-nilai Buddhis yang nasionalis, memperkuat karakter generasi muda, dan menambah wawasan keagamaan mereka.
Anes Dwi Prasetya menyampaikan bahwa kerja sama ini adalah langkah konkret untuk mendukung komitmen Gemabudhi dalam pendidikan dan pengembangan generasi muda Buddhis di Indonesia.
“Kami berharap kolaborasi ini akan menghasilkan program-program edukatif yang berdampak positif, memperkaya pengetahuan, dan memperdalam pemahaman agama bagi anggota kami,” ujar Anes.
Sementara itu, Rektor Institut Nalanda, Dr. Sutrisno, menyambut baik kemitraan ini dan menyatakan komitmennya dalam menyediakan dukungan akademik serta fasilitas pendidikan bagi generasi muda yang ingin mendalami ajaran Buddha.
“Institut Nalanda berkomitmen untuk mendukung setiap langkah dalam memperkuat pendidikan Buddhis yang berkualitas dan bermanfaat,” ungkapnya.
Selain itu, kerja sama ini membuka kesempatan bagi anggota Gemabudhi untuk mengikuti program pertukaran pelajar, beasiswa, serta akses ke sumber daya pendidikan yang lebih luas. Dr. Sutrisno menambahkan bahwa program-program yang akan dikembangkan bersama difokuskan pada pengembangan keterampilan kepemimpinan dan penanaman nilai-nilai moral positif.
Sebagai penutup dari acara penandatanganan, para hadirin mengikuti Seminar Moderasi Beragama yang diisi oleh YM. Bhante Dhammasubho Mahathera dan Pandita Henry Jaques Pattinasarany.
Seminar ini memperkuat tema kerja sama, yaitu mendukung pemahaman lintas budaya dan agama yang moderat di kalangan generasi muda Buddhis.[]