Siantar - Samsudin Harahap, yang dikenal sebagai wartawan di Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara membuat gaduh media sosial dengan postingan Facebooknya belum lama ini.
Isi statusnya kira-kira begini: ".....kita yang seakidah bersatu padu melawan dan membasmi "para kafir biadab" itu. Sebelum para kafir biadab itu membuat persaudaraan umat Islam kita semakin ancor," tulisnya.
Isi status tersebut kemudian memantik banyak reaksi warga Kota Pematang Siantar.
Pro dan kontra muncul hingga membuat linimasa Facebook banyak membahas status pria beruban itu.
Belakangan Samsudin yang sadar statusnya membuat gaduh menghapusnya atas saran seorang ketua organisasi pemuda Simalungun.
Status itu bertahan hanya lima menit sebelum dihapus. Namun sejumlah pihak sudah menangkap layar status dan beredar luas termasuk di grup WhatsApp.
Khawatir dengan status berbau SARA itu kian melebar dan memantik kisruh karena terus dibahas dalam dua hari terakhir, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) mengajak Samsudin berbincang pada Jumat, 24 Maret 2023.
Samsudin kemudian akhirnya menyampaikan permohonan maafnya kepada khalayak dan semua pihak yang terganggu dengan postingan status Facebooknya.
BACA JUGA: Wali Kota Siantar Susanti Dewayani Bertindak Intoleran? Ini Kata Tokoh Tionghoa
"Saya Samsudin Harahap, menyampaikan klarifikasi sekaligus permohonan maaf atas status (Facebook) saya yang menghebohkan," katanya didampingi Ketua GAMKI Pematang Siantar Hendra Simanjuntak dan sekretaris Jon Roi Purba.
Menurut Samsudin, dia menuliskan status tersebut berada di luar kontrol. Kemudian tujuannya hanya karena sedang marah pada seseorang.
"Jadi karena di luar kontrol, akhirnya kalimatnya seperti itu," katanya.
Samsudin mengaku, lima menit setelah status naik dia sudah ditegur Ketua HIMAPSI yang menyebut status itu salah.
Setelah ditegur, dihapus. Namun tangkap layar status itu beredar luas sehingga membuat gelisah banyak orang.
"Saya menyatakan meminta maaf kepada seluruhnya, kepada semua pihak termasuk GAMKI yang mau menjembatani persoalan ini. Minta maaf juga kepada pimpinan agama yang lain terutama umat Kristiani," katanya.
Samsudin kemudian berjanji tidak akan mengulangi perbuatan serupa. Dia juga siap menjadi garda terdepan untuk toleransi di Kota Pematang Siantar dan Indonesia.
"Sekali lagi permohonan maaf saya ini bisa menetralisir hati semua pihak," katanya. []