Daerah Jum'at, 18 Februari 2022 | 12:02

BMKG Ungkap Fenomena Angin Puting Beliung di Mamuju

Lihat Foto BMKG Ungkap Fenomena Angin Puting Beliung di Mamuju Angin puting beliung yang terjadi di Dusun Bone-Bone, Desa Orobatu, Kecamatan Tapalang, Mamuju Sulbar. (Foto: Opsi/ist)

Mamuju - Munculnya fenomena angin puting beliung yang terjadi di Dusun Bone-Bone, Desa Orobatu, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), diakibatkan adanya awan cumulonimbus.

Hal tersebut disampaikan Prakirawan Cuaca BMKG Majene Sulbar, Muhammad Sultan Djakaria, saat dikonfirmasi reporter Opsi via WhatsApp, Jumat, 18 Februari 2022.

Ia mengungkapkan, awal terjadinya angin puting beliung disebabkan adanya perbedaan suhu dingin dan panas di dalam awan cumulonimbus.

"Sehingga terjadi arus udara naik dan turun yang saling bergesekan," ujar Djakaria.

Akibatnya, kata dia, terbentuk-lah arus udara yang berputar, atau yang dikenal sebagai angin puting beliung.

"Angin puting beliung mempunyai periode singkat dengan kecepatan angin bisa mencapai 63 kilometer per jam," katanya.

Untuk diketahui, angin puting beliung yang terjadi di Dusun Bone-Bone, Desa Orobatu, Kecamatan Tapalang, Mamuju, Sulbar, menjadi tontonan warga.

Tidak sedikit juga warga yang mengabadikan momen langka tersebut.

Peristiwa angin puting beliung di Mamuju terjadi pada Kamis sore, 17 Februari 2022 sekira pukul 17.00 Wita.

Awan cumulonimbus merupakan awan vertikal menjulang yang sangat tinggi, padat, yang terkait dengan badai petir, serta cuaca dingin yang lain.

Cumulonimbus lebih dikenal sebagai awan petir. Selain itu, cumulonimbus merupakan satu-satunya jenis awan yang dapat menghasilkan hujan es, guntur dan kilat. [] 

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya