Badung - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Widiarsi Agustina menyampaikan event Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang akan diselenggarakan pada 23 - 28 Mei 2022 di Bali, bukan hanya seremoni.
“GPDRR ini merupakan semangat untuk ketangguhan,” ujar Widiarsi, Kamis, 10 Maret 2022 saat mengikuti temu media persiapan event internasional tersebut di Badung, Bali.
Di hadapan para jurnalis Bali, Widiarsi berpesan peran mereka terhadap roh jurnalistik, yaitu kerja mengabdi kemanusiaan.
Terkait dengan penyelenggaraan GPDRR di Indonesia, ia mengatakan bahwa sisi kemanusiaan ini yang harus diwujudkan. Persoalan risiko tidak bisa dilakukan oleh setiap individu atau satu bangsa.
Widiarsi mengajak untuk melakukan gerakan sosial membangun kesadaran sehingga pada akhirnya ada perubahan perilaku di tengah masyarakat.
Indonesia memiliki modalitas seperti gotong royong atau kearifan lokal lain yang dimiliki masing-masing daerah di Indonesia.
Menurutnya banyak cerita atau pun praktik baik di Indonesia yang bisa diangkat dan disampaikan kepada masyarakat, baik di dalam dan luar negeri.
Misal di Bali, komunitas radio komunikasi Pasebaya berperan dalam mengedukasi warga lereng Gunung Agung di Kabupaten Karangasem atau kerja sama antara lembaga usaha dan sekolah di Tanjung Benoa dalam menghadapi ancaman bahaya tsunami.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali I Made Rentin menyatakan bahwa Bali telah siap sebagai tuan rumah penyelenggaraan.
Berbagai persiapan telah dilakukan dalam menyukseskan event yang bersifat internasional maupun membuka kembali sektor pariwisata.
Baca juga: Tahun 2021 Indonesia Dilanda 99 Persen Bencana Hidrometeorologi
Dalam konteks pengendalian Covid-19, Bali merupakan provinsi dengan capaian vaksinasi kedua tertinggi di Indonesia dengan cakupan dosis pertama lebih dari 104 persen dan cakupan dosis kedua sebesar 94,04 persen.
Temu media ini diselenggarakan oleh Tim Media Panitia Nasional untuk memberikan informasi dan membangun pemahaman bersama terhadap risiko, tanggung jawab, dan resiliensi, khususnya juga dalam menyambut acara internasional GPDRR 2022 di Bali.
Untuk dapat meliput event tersebut pada 23 – 28 Mei 2022, para jurnalis diwajibkan untuk mendaftarkan terlebih dahulu pada tautan berikut ini https://globalplatform.undrr.org/.
Pasebaya
Relawan Gunung Agung di Bali membentuk radio komunitas, namanya Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya).
Pasebaya ini dimanfaatkan untuk memberikan informasi kepada warga di wilayah terpapar bencana erupsi Gunung Agung, sehingga bisa mengurangi dampak bencana.
Ketua Pasebaya I Gede Pawana mengatakan komunitas ini dideklarasikan 17 November 2017.
"Bertujuan untuk memberikan informasi kepada warga, khususnya di 28 desa," kata dia dilansir dari Tempo.co.
Dengan adanya Pasebaya ini masyarakat dapat cepat mendapat edukasi yang baru untuk menangani potensi bahaya erupsi dan memungkinkan informasi bisa menjangkau ke tingkat paling bawah.
Melalui Pasebaya ini, informasi mengenai Gunung Agung bisa lebih akurat dan terkini. Pawana menyebut, informasi mengenai situasi di wilayah administrasi tingkat desa akan dicek terlebih dahulu sebelum disebarkan melalui radio.
"Di samping jejaring melalui radio, Pasebaya juga menggunakan jalur komunikasi dengan aplikasi WhatsApp," ucapnya. []