Daerah Minggu, 12 Desember 2021 | 09:12

BNPB: Hingga Sabtu, Korban Meninggal Dunia Akibat Erupsi Semeru 46 Jiwa

Lihat Foto BNPB: Hingga Sabtu, Korban Meninggal Dunia Akibat Erupsi Semeru 46 Jiwa Rumah warga yang hancur akibat erupsi Gunung Semeru. (Foto: Opsi/BNPB)
Editor: Yohanes Charles

Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Sabtu 11 Desember 2021 pukul 18.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru menjadi 46 orang. Sembilan jiwa masih dinyatakan hilang, sedangkan luka berat 18 jiwa dan luka ringan 11 jiwa.

Hal ini diungkapkan Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu 11 Desember 2021.

Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) yang terdiri dari personel Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, dan warga dibagi ke dalam empat grup dimana tiga grup berfokus pada pencarian di tiga sektor sedangkan satu lainnya bersiaga mengevakuasi dan membantu pendataan warga terdampak bencana.

"Grup sektor pertama melakukan pencarian di Dusun Kajar Kuning dan Curah Kobokan, grup kedua di daerah tambang Pasir H. Satuhan, dan grup ketiga di Dusun Kebondeli dan Kampung Renteng," kata Abdul Muhari dikutip Opsi dari Antara Minggu 12 Desember 2021.

Baca juga :

• Sejarah Panjang Letusan Gunung Semeru

• Tim SAR Gabungan Bentuk Tiga Unit Pencarian Korban Erupsi Gunung Semeru

Abdul mengatakan kondisi cuaca hujan terkadang menghambat proses pencarian korban hilang. Di tengah cuaca yang kurang baik, Basarnas sebagai koordinator pencarian perlu memastikan keamanan tim SAR.

Total warga yang mengungsi pada Sabtu 11 Desember 2021 tercatat berjumlah 9.118 jiwa yang terdiri dari penyintas laki-laki sebanyak 4.435 jiwa dan penyintas perempuan 4.683 jiwa. BNPB yang dibantu para relawan pun terus memperkuat pendataan di lapangan agar penyintas rentan dapat segera diidentifikasi.

Para penyintas tersebar di 115 titik pos pengungsian yang terpusat di 18 titik di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Pasirian memiliki enam titik pos dengan 2.081 jiwa pengungsi, Candipuro delapan titik dengan 3.538 pengungsi, dan Pronojiwo empat titik dengan 1.056 pengungsi.

Dalam upaya penanganan darurat ini, pemerintah daerah mengaktivasi pos komando (posko) yang berlokasi di Kecamatan Pasirian. Posko ini didukung dua Pos Sub Satgas I di Lumajang dan Pos Sub Satgas II di Malang.

Sementara itu, pos logistik bantuan dipusatkan di Pendopo Bupati Lumajang, sedangkan Pos Pendukung Lapangan berada di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro. Selain operasi pencarian korban dan pertolongan, Posko juga mengutamakan pelayanan kepada warga terdampak serta pemulihan sarana dan prasarana.

Sebagai upaya melayani warga, Posko utama tanggap darurat di Lumajang membuka pusat layanan di nomor 081234570077 yang diharapkan dapat membantu warga selama masa tanggap darurat hingga 17 Desember 2021.

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya