Medan – Bobby Nasution, calon gubernur Sumatra Utara nomor urut 1, mengungkapkan keresahannya terhadap kinerjanya sebagai Wali Kota Medan yang menurutnya kerap terabaikan oleh pemerintah provinsi.
Dalam acara Senam Sehat di halaman Kantor Camat Medan Area, Minggu (27/10/2024), Bobby menyatakan bahwa keluhannya sering tak ditanggapi oleh Gubernur Sumut, yang membuatnya merasa harus "kerja sendiri."
“Kita sama-sama kerja, kadang kami merasa kerja sendiri. Bukan kenapa, kadang kita mengadu sama pimpinan kita di atas, di provinsi kadang didengar tapi lebih sering tak didengar,” ungkapnya di depan ratusan warga yang hadir.
Janji Satu Kesatuan: Pusat, Provinsi, hingga Daerah
Tak sekadar mengeluh, Bobby juga memberikan janji baru jika terpilih sebagai Gubernur Sumut.
Ia bertekad untuk membangun komunikasi yang solid dan satu kesatuan dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota.
“Oleh karena itu, hari ini kami kolaborasi antara calon gubernur dan calon wali kota. Kalau satu kesatuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun Kota Medan, mudah-mudahan target di Kota Medan dapat tercapai,” tambahnya.
Dorong Prabowo Datang ke Medan: Pilih Gerindra!
Bobby pun melontarkan pesan politiknya kepada warga yang hadir, mengatakan bahwa kehadiran Presiden Prabowo di Sumatra Utara akan lebih mungkin terwujud jika mereka memilih gubernur dan wali kota dari Partai Gerindra.
Pernyataannya ini disambut sorak meriah dan tepuk tangan dari warga yang antusias.
“Kalau ingin Pak Prabowo di Medan pilih gubernur dan wali Kota yang dari Partai Gerindra. Kalau yang lain lagi, no! no! no! udah kapok,” ujar Bobby sambil melambai kepada kerumunan, yang langsung meneriakkan dukungan, “Nomor satu! Nomor satu!”
Antusiasme Warga Medan Area dan Pesan untuk Pusat
Pernyataan ini tampaknya menjadi pesan langsung kepada pihak yang selama ini ia anggap kurang responsif terhadap upaya pembangunan Medan.
Bobby menutup dengan janji bahwa di bawah kepemimpinannya bersama Prabowo, Medan dan Sumatra Utara akan merasakan perhatian penuh tanpa ada lagi rasa “kerja sendiri.”
Acara Senam Sehat itu berubah menjadi panggung politik yang menggugah antusiasme warga Medan Area.[]