Daerah Rabu, 20 Juli 2022 | 20:07

BPBD Sulbar Tak Berkomentar Banyak Terkait Fenomena Tanah Bergerak di Majene

Lihat Foto BPBD Sulbar Tak Berkomentar Banyak Terkait Fenomena Tanah Bergerak di Majene Retakan jalan akibat fenomena pergerakan tanah di Majene, Sulbar. (Foto: Opsi/Eka Musriang)
Editor: Rio Anthony Reporter: , Eka Musriang

Majene - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene, tidak berkomentar banyak terkait fenomena tanah bergerak di Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).

Hal tersebut disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Majene, Ilhamsyah, saat dikonfirmasi wartawan, Rabu, 20 Juli 2022.

Ilhamsyah mengungkapkan, pihaknya belum bisa menjelaskan secara rinci terkait fenomena tanah bergerak tersebut.

"Kami belum bisa pastikan fenomena tersebut," ujar Ilhamsyah.

Namun, kata dia, tim BPBD Majene sudah melakukan peninjauan di lokasi setelah menerima informasi terkait fenomena itu.

"Sudah ada tim yang ke sana. Insya Allah hari ini rencana meninjau lagi bersama Unsulbar," katanya.

Sebelumnya, fenomena tanah bergerak yang terjadi di Lingkungan Limboro, Kelurahan Tande, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) kian parah.

Hal tersebut membuat warga sekitar khawatir akan dampak yang ditimbulkannya di hari-hari mendatang.

Menurut salah seorang warga, Darman, fenomena alam tersebut terjadi sejak sebelum gempa bumi berkekuatan 6.2 magnitudo mengguncang Sulbar Januari 2021 lalu.

"Saat itu, fenomena ini belum menghawatirkan," kata Darman, saat dikonfirmasi wartawan, Rabu, 20 Juli 2022.

Namun, beberapa bulan terakhir, kondisi fenomena tersebut terlihat semakin parah, bahkan mulai merusak.

"Puluhan rumah-rumah warga di sekitar lokasi tersebut mulai terdampak, mengalami retakan," katanya.

Tidak hanya itu, sejumlah fasilitas umum seperti kantor kelurahan juga ikut terdampak, termasuk jalan yang hampir putus. Salah satu tembok roboh akibat pergerakan tanah ini.

Sehingga, warga sekitar melakukan penimbunan jalan yang rusak akibat fenomena tersebut dengan swadaya, namun tidak bertahan lama.

"Kalau bergerak lagi tanahnya, kami timbun tapi tidak bertahan lama. Kami berharap, ada perhatian serius dari pemerintah," katanya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya