Daerah Kamis, 16 Juni 2022 | 13:06

BPODT Kunjungi Investor Door to Door, Percepat Investasi di Toba Caldera Resort

Lihat Foto BPODT Kunjungi Investor Door to Door, Percepat Investasi di Toba Caldera Resort Toba Caldera Resort (Foto: bisniswisata.co.id)
Editor: Fetra Tumanggor

Medan - Menindaklanjuti kegiatan Invesment Forum Toba Caldera Resort bulan April 2002 lalu, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) mengunjungi investor potensial secara ‘door to door’.

Direktur Industri Pariwisata dan Lembaga Kepariwisataan BPODT Raja Malem menjelaskan rangkaian pertemuan ini sebagai bentuk tindak lanjut dari kegiatan yang pernah dilaksanakan pada bulan April lalu.

Dia mengatakan BPODT terus mempercepat promosi investasi di Toba Caldera Resort (TCR) di atas lahan otoritatif seluas 386,72 hektare.

“Kawasan TCR nantinya akan menjadi kawasan wisata kelas premium sehingga sangat menarik sebagai tujuan investasi bagi para pelaku usaha properti. Dengan keindahan alam, lahan pengembangan luas, dan infrastruktur yang semakin baik, TCR sudah siap menerima para investor properti terutama properti penunjang pariwisata,” ujar Raja Malem. 

Dalam pertemuan pertama, BPODT yang dipimpin oleh Ryan Manurung, Kepala Divisi Investasi, bersama staf telah berkoordinasi dengan PT Intelegensia Grahatama selaku pengelola KEK Singhasari di Malang sebagai bentuk kolaborasi dengan BPODT dalam hal benchmark investasi.

“Di era pandemi saat ini bisnis pariwisata terkena dampak signifikan, sehingga kami mencari cara untuk mengembangkan KEK Singasari, yaitu di bidang digital. Saat ini telah dikelola 11 Studio animasi di KEK Singasari, namun sedang merintis kembali untuk pariwisata. Semoga BPODT juga bisa mendapatkan peluang untuk mengembangkan usaha," ujar pengelola KEK Singasari, Kriswidyat Praswanto.

BPODT melanjutkan pertemuan dengan PT Banten West Java (Tanjung Lesung) di Menara Batavia, Jakarta, untuk berdiskusi terkait pengembangan kawasan Toba Caldera Resort.

Perusahaan tersebut merupakan perusahaan pengelola KEK Tanjung Lesung seluas 1.500 Ha. Pengembangan KEK Tanjung Lesung membutuhkan waktu yang tidak singkat dan harapannya BPODT dapat memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal.

Pengembangan KEK Tanjung Lesung yang pada awalnya Kawasan Terpadu Pariwisata dimulai dari pengembangan karakter masyarakat sekitar agar sadar wisata dan pengembangan UMKM. Selain di kawasan tersebut dibangun beberapa cottage di kawasan tersebut dengan menggunakan chain internasional.

Target market Tanjung Lesung adalah warga Jakarta dan wisatawan asing. Kendala saat ini adalah pembangunan infrastruktur khususnya jalan tol langsung dari Jakarta ke Tanjung Lesung. Terkait investasi, Tanjung Lesung bekerja sama dengan BKPM untuk mengadakan investor gathering dan road show investasi.

Selain itu Tanjung Lesung juga tergabung dalam asosiasi yang mewadahi pengelola kawasan wisata. Direktur Utama KEK Tanjung Lesung Poernomo Siswoprasetijo mengatakan bahwa Tanjung Lesung tergabung dalam Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia (AKPI).

AKPI merupakan asosiasi khusus pengelola kawasan wisata yang didirikan oleh Kementerian Pariwisata. Saat ini anggota AKPI masih sedikit namun anggota AKPI dapat terlibat dalam pengambilan keputusan terkait perkembangan wisata.

“Agenda terdekat adalah Word Tourism yang akan diadakan di bulan September di mana AKPI akan bekerja sama dengan Kemenparekraf dan OJK terkait skema pembiayaan investor. Diharapkan BPODT dapat bergabung dengan AKPI agar dapat dilibatkan dalam berbagai kegiatan investasi,” ujar Poernomo Siswoprasetijo.

Kemudian calon investor yang ditemui selanjutnya adalah Board of Director PT Samuel Aset Management (SAM). PT SAM merupakan perusahaan pendanaan dan investasi dalam saham, surat berharga dan reksadana. COO PT SAM Intan Syach Ichsan mengatakan bahwa hal pertama yang perlu dikembangkan oleh BPODT adalah sumber daya manusia.

“BPODT harus mengandalkan SDM, peningkatan SDM harus diutamakan. Masyarakat sekitar harus sadar terhadap pariwisata, BPODT berkewajiban menjelaskan bahwa industri wisata jangka panjang harus dilaksanakan bersama. Saat ini PT SAM sulit meyakinkan OJK dan investor jika dimulai dari lahan kosong. Namun jika ada program yang jelas dari BPODT akan lebih membantu” ujar Intan.

Selain itu penting bagi BPODT untuk menjelaskan secara detail traffic dan statistik pengunjung yang akurat, segmentasi pasar, dan kajian spending money oleh pengunjung yang datang ke Toba Caldera Resort. Untuk meningkatkan traffic perlu dibangun terlebih dahulu atraksi yang nantinya akan mendatangkan kebangkitan wisata di TCR. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya