Semarang – Pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah membawa pengaruh positif, ditandai dengan menyusutnya jumlah pengangguran di provinsi yang dipimpin duet Ganjar Pranowo -Taj Yasin.
Catatan BPS Jateng, berdasar Survei Angkatan Kerja Nasional 2022 yang dilakukan pada Februari dan Agustus 2022, jumlah penganggur turun 44 ribu orang menjadi 1,08 juta orang.
Hal ini terungkap pada rilis daring Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, Senin 7 November 2022.
Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana mengatakan, selain pengangguran yang turun, orang yang bekerja naik 555 ribu orang, menjadi 18,39 juta orang.
Adhi menjelaskan, jumlah penduduk usia kerja di Jawa Tengah naik 237 ribu orang, menjadi 27,49 juta orang. Dari jumlah itu, dibagi dua kelompok yakni Bukan Angkatan Kerja (BAK) dan Angkatan Kerja (AK).
Tercatat, BAK turun 274 ribu orang menjadi 8,02 juta orang, sedangkan AK naik 511 orang menjadi 19,47 juta orang.
Dari data AK dibagi menjadi dua kelompok, yakni orang bekerja dan pengangguran. Orang bekerja tercatat naik 555 ribu orang menjadi 18,39 juta orang. Kategori ini dibagi menjadi tiga, yakni orang bekerja penuh waktu meningkat 956 ribu orang menjadi 13,13 juta orang.
Pekerja paruh waktu menurun 103 ribu orang menjadi 4,27 juta orang, dan setengah pengangguran turun 298 ribu orang menjadi 0,99 juta orang.
Sementara, imbuh Adhi, pengangguran turun 44 ribu orang menjadi 1,08 juta orang. Ia menyebut indikator ini menjadi tanda perbaikan ekonomi, dilihat dari jumlah pekerja penuh waktu.
“Ini menandakan pertumbuhan ekonomi yang terjadi 5,28 persen Year on Year (Triwulan III 2022), berpengaruh terhadap penurunan pengangguran yang turun 44 ribu orang. Sementara orang bekerja terjadi peningkatan 555 ribu orang,” ujar Adhi.
Dikatakan,jumlah pengangguran di Jateng kian menurun, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pulihnya kondisi pandemi Covid-19. Catatan BPS Jateng, penganggur di Jateng sempat mencapai 1,21 juta orang di Agustus 2020, kemudian turun menjadi 1,13 juta orang di 2021 dan menjadi 1,08 juta orang di 2022.
Ia menyebut tingkat pengangguran terbuka di Jateng pada Agustus 2022, berada pada angka 5,57 persen, atau menurun 0,38 persen dibanding Àgustus 2021. Angka itu menurutnya di bawah angka pengangguran nasional yang mencapai 5,85 persen.
Adhi menambahkan, sektor usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pertanian. Hal itu menurutnya, sesuatu yang menggembirakan, mengingat Jateng adalah salah satu penyangga pangan nasional.
Data BPS Jateng mengungkap, selama Agustus 2021-Agustus 2022 serapan tenaga kerja dari sektor pertanian sebanyak 324 ribu orang atau 24,78 persen. Serapan tenaga kerja itu disusul dengan sektor usaha perdagangan 94 ribu orang, dan industri pengolahan 71 ribu orang.
“Pertanian justru terjadi peningkatan (keterserapan tenaga kerja). Ini cukup menggembirakan, kita harap semakin banyak petani milenal agar ketahanan pangan semakin baik,” imbuh Adhi.
Ekonomi Jateng Tumbuh
Terkait pertumbuhan ekonomi, Adhi menyebut pada kuartal III 2022, ekonomi Jateng tumbuh 5,28 persen year on year (YoY). Ia mengatakan, pertumbuhan ini cukup baik meskipun relatif melambat jika dibandingkan pada triwulan II 2022 yang mencapai 5,66 persen.
Adapun, pertumbuhan ekonomi Jateng berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada kuartal III 2022 atas dasar harga berlaku Rp396.643,77 miliar dan atas dasar harga konstan Rp264.862,50 miliar.
Ia menyebut pertumbuhan ini cukup baik, meskipun belum memenuhi target pertumbuhan yang direncanakan hingga tujuh persen, guna mengurangi pengangguran, kemiskinan secara signifikan.
“Terlihat pada YoY 5,28 persen cukup baik dibandingkan pada triwulan III 2021 yang 2,73 persen. Kalau dibandingkan dengan triwulan II 2022 pertumbuhan kita cukup tinggi yakni 5,66 persen,” ujarnya.
Dari sisi produksi, beber Adhi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha transportasi dan perdagangan yang tumbuh sebesar 98,53 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen yang mengalami kenaikan paling tinggi terjadi pada komponen ekspor barang dan jasa (termasuk ekspor antardaerah) sebesar 17,05 persen.
Adapun, pertumbuhan ekonomi Jateng tumbuh 1,32 persen dibanding kuartal II 2022 (Q to Q). Sementara secara kumulatif (C to C) pada kuartal III 2022 ekonomi Jateng tumbuh 5,36 persen. []