News Senin, 02 Mei 2022 | 14:05

Buka Pintu Surga yang Terkunci dengan Amalan, Ini Empat Cara Mengetuknya

Lihat Foto Buka Pintu Surga yang Terkunci dengan Amalan, Ini Empat Cara Mengetuknya Pelaksanaan Salat Idul Fitri 1443 H di Lapangan Tikala, Manado. (Foto: ANTARA/Karel A Polakitan)

Jakarta - Khatib Salat Idul Fitri 1443 H/2022, H. Irwan Musa mengatakan pintu-pintu surga yang terkunci dari dalam perlu diketuk dengan amalan.

"Kalimat tauhid yang sudah dipunyai dan disimpan dalam hati tentunya bisa jadi tidak dapat digunakan untuk membuka pintu-pintu surga. Hal ini dikarenakan pintu surga terkunci dari dalam sehingga kita perlu mengetuk pintu-pintu tersebut," ajak Khatib Irwan pada Shalat Idul Fitri 1443 H di lapangan Tikala Manado, seperti mengutip ANTARA, Senin, 2 Mei 2022.

Menurutnya, ada empat amalan yang dapat membantu mengetuk dan membuka pintu surga. Yang pertama adalah menebarkan salam yang dipahami sebagai ucapan yaitu Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ucapan salam ini harus dijadikan sebagai tradisi baik.

Salam, kata dia, dimaknai sebagai keselamatan dan perdamaian, dan setiap Muslim dituntut menyebarkan keselamatan dan perdamaian, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan sebagai wujud keimanan kepada Allah.

"Tidak patut seorang Muslim menimbulkan keresahan, kerusakan dan kehancuran tatanan kehidupan karena itu menjadi penghalang baginya untuk masuk surga Allah," ujarnya.

Amalan kedua adalah memberi makan yang menurut dia, di antara hikmah diwajibkan puasa Ramadhan adalah agar dapat merasakan lapar dan dahaga, sementara banyak orang yang lapar bukan karena puasa tetapi kelaparan karena ketiadaan.

"Lapar di sini tidak terbatas dengan kosongnya perut dari makanan dan minuman, akan tetapi kosongnya akal dan ilmu pengetahuan," tuturnya.

Dalam konteks, lanjutnya, dituntut tidak hanya berbagi makanan sebagai nutrisi badan, tetapi juga berbagi donasi pendidikan sebagai nutrisi jiwa bagi yang membutuhkannya.

Ketiga, kata dia, adalah menjalin silaturahim atau kasih sayang.

"Agama kita sangat menganjurkan untuk menjalin tali silaturahim karena sangat mendatangkan manfaat yang teramat luar biasa," ujar Kepala Kantor Kemenag tersebut.

Manfaatnya, kata dia, di antaranya dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki, akan dijauhkan dari api neraka selanjutnya menjadi salah satu sarana mendekatkan diri kepada Allah dan dapat menjaga keterjalinan kerukunan dan keharmonisan dengan sesama.

"Berikut dapat menjadikan kita sebagai makhluk hamba yang mulia tentunya," katanya.

Karena itu, momentum Idul Fitri ini sangat tepat dimanfaatkan untuk bersilaturahim dengan orang tua, keluarga, sanak saudara, tetangga, mitra kerja dan kepada semuanya dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

Amalan keempat adalah salat malam, salat sunah yang paling besar pahalanya atau `Qiyamul Lail`.

"Semoga ritual Shalat Tarawih, Shalat Witir dan bangun malam untuk sahur yang sudah dilakukan sebulan di bulan puasa kemarin mampu dipertahankan selama 11 bulan ke depan," ucapnya.

Sehingga tujuan diwajibkannya puasa dapat terwujud yaitu terwujudnya jiwa yang bertakwa, dan hadirnya jiwa-jiwa saleh yang suka menebarkan kebajikan, keselamatan dan perdamaian serta jiwa yang peduli terhadap kemiskinan dan ramah terhadap lingkungannya, katanya lagi.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya