Daerah Sabtu, 19 Februari 2022 | 12:02

Bupati Abdya: BUMG Layak Bisniskan Minyak Goreng Olahan Sendiri

Lihat Foto Bupati Abdya: BUMG Layak Bisniskan Minyak Goreng Olahan Sendiri Minyak goreng buatan Bupati Abdya. (Foto: Opsi/Syamsurizal)
Editor: Tigor Munte Reporter: , Syamsurizal

Aceh Barat Daya - Hasil kajian Bupati Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Akmal Ibrahim, tentang produksi minyak goreng skala kecil atau rumahan, biaya pembuatan minyak goreng berbahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit tidak besar.

Kata Bupati Akmal, anggaran yang dikeluarkan untuk menciptakan alat pendukung, seperti blender, alat peras, dan beberapa alat lain tidak butuh biaya lebih dari Rp 10 juta. Apalagi, beberapa alat bisa didesain di bengkel-bengkel las.

Menurutnya, Badan Usaha Milik Gampong atau BUMG bisa menjadikan ini bisnis skala desa yang produksinya bisa mencukupi kebutuhan warga setempat dengan produksi di kisaran satu atau dua drum dalam satu hari.

"Berdayakan masyarakat. Lewat BUMG bisa menjadikan ini bisnis skala desa," kata Bupati Akmal, Sabtu, 19 Februari 2022 di Aceh Barat Daya.

Baca juga: Bupati Abdya: Tidak Pantas Orang Aceh Ngeluh Minyak Goreng Langka

Bupati Abdya ini berujar, untuk membuat minyak goreng skala kecil cukup untuk kebutuhan satu atau dua desa, anggarannya tidak terlalu besar. Sebab alat penunjang bisa dirakit di bengkel-bengkel sekitar.

"Kemarin saya sudah buat dengan menggunakan alat tradisional, dari situ saya simpulkan bahwa tidak butuh biaya besar untuk membuat alat penunjang," ucapnya.

Menurutnya, keluhan yang sejak sepekan terakhir disuarankan masyarakat lantaran minyak goreng industri besar yang dipasok ke Abdya dari luar adalah bukti kemudahan yang membodohkan atau adalah kemudahan dan kepraktisan hidup yang membuat terganggu perkembangan.

Baca juga: Menteri Perdagangan Beri Sinyal Menindak Distributor Migor Nakal

"Kalau di luar (di luar Aceh) ribut tentang minyak goreng itu wajar saja, tapi tidak dengan kita. Jadi buat ini sebagai alternatif. Kita bisa buat minyak makan yang cukup untuk satu desa, seperti di bawah BUMG," sebutnya.

Akmal berujar, guna mewanti-wanti kelangkaan minyak jelang ramadan, bisnis ini layak dijalani, skalanya tidak harus besar. Cukup untuk satu atau dua desa saja. Dan bisnis ini juga dapat membuka peluang pekerjaan untuk orang lain.

"Minyak yang dibuat sendiri lebih sehat, ada kandungan vitamin beta karoten, lihat saja warnanya yang agak kemerahan. Terlebih jelang ramadan, ini pasti dapat membantu pasokan kebutuhan," pungkasnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya