Jakarta - Rocky Gerung memaki Jokowi dengan narasi kasar dan sarkas saat berorasi di hadapan sejumlah buruh.
Menyebut presiden yang tengah menjabat tersebut, sebagai bajingan tolol dan bajingan pengecut.
Namun sikap keras Rocky ini seperti tidak kedengaran dengan kasus mega korupsi BTS 4G di Kominfo yang nilainya mencapai Rp 8 triliun.
"Buat Bang Rocky Gerung saya nggak tahu masalah abang nih apa sih begitu? Penuh dengan kepahitan, kemarahan, dan kebencian," kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie dalam video singkatnya di akun Instagram @gracenat, Selasa, 1 Agustus 2023.
"Pak Jokowi lagi kerja baik-baik jauh-jauh pergi ke China untuk meyakinkan investor supaya mau investasi di Indonesia di bidang kesehatan, petrokimia, hilirisasi industri, mobil listrik malah dicaci maki difitnah yang enggak-enggak," ujarnya.
Sementara di saat yang bersamaan kata Grace, ada mega korupsi BTS 4G Kominfo yang nilainya fantastis, mencapai Rp 8 triliun, tapi Rocky Gerung bungkam.
BACA JUGA: Kata Bajingan Tolol Itu Menurut Rocky Gerung Hal Biasa
"Kok nggak kedengeran ya suaranya Bang Rocky Gerung yang. Kritisi itu. Ini proyek enggak main-main loh, Bang. Proyek ini ditujukan untuk masyarakat terluar, terdepan, dan tertinggal. Mereka sampai saat ini enggak punya akses internet gara-gara proyek dikorupsi," tandas Grace.
Grace menyebut, jika memang Rocky Gerung betul berpihak pada masyarakat kecil, dan betul-betul bersikap kritis untuk kebaikan negeri ini, sebaiknya kasus itu dikritisi.
Korupsi BTS 4G pastinya melibatkan banyak pihak dan sampai saat ini dari DPR RI sendiri tidak kedengaran suaranya.
"Harusnya umpatan bajingan yang tolol, ditujukan kepada para koruptor BTS ini. Janganlah Pak Jokowi yang betul-betul bekerja, justru abang fitnah yang enggak-enggak. Kami tahu Bang Rocky ini orang pintar. Tapi janganlah bodohi masyarakat," tukasnya.
Sementara itu, terkait kata bajingan tolol, Rocky Gerung berkilah itu dilayangkan untuk mengkritik kebijakan Presiden Jokowi.
Kata Rocky, kata itu hal biasa dalam debat politik. Kata itu menurutnya, bukan menghina pribadi Presiden Jokowi. Tetapi kata untuk mengkritik kebijakan dan posisi Jokowi sebagai presiden.
"Bukan dalam arti menghina pribadi Presiden Jokowi. Ungkapan seperti itu biasa dalam forum perdebatan politik demokratis," ujar Rocky Gerung dalam video YouTube Rocky Gerung Official, Selasa, 1 Agustus 2023. []