Daerah Kamis, 02 Juni 2022 | 18:06

Dalam Tiga Bulan, Tercatat 289 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Aceh

Lihat Foto Dalam Tiga Bulan, Tercatat 289 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Aceh Kekerasan Seksual. (Foto: Ilsutrasi)
Editor: Fernandho Pasaribu Reporter: , Syamsurizal

Aceh Barat Daya - Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Aceh, Irmayani Ibrahim mengatakan hanya dalam waktu tiga bulan terhitung sejak Januari hingga Maret 2022, tercatat 289 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di seluruh kabupaten/kota di Aceh.

"Jumlah ini meliputi kasus terhadap perempuan 134 dan kasus terhadap anak berjumlah 211. Dari jumlah itu, kasus tertinggi terjadi di Aceh Utara, Banda Aceh, Bener Meriah dan Aceh Besar," kata Irmayani.

Dia mengatakan, jumlah itu sudah termasuk kasus dalam bentuk kekerasan pada perempuan berupa KDRT, pemerkosaan, penelantaran, eksploitasi seks, dan lainnya. 

Kasus kekerasan pada anak juga sama di antaranya pemerkosaan, sodomi dan penelantaran anak.

"Jumlahnya naik, pada tahun 2021 terdapat 924 kasus, di tahun 2020 sebanyak 905 kasus," ucapnya.

Irmayani berujar, kasus yang telah dilaporkan kepada pihak UPTD PPA Aceh atau pada Dinas Perlindungan Anak dan Perempuan yang ada di kabupaten kota masing-masing akan ditangani berdasarkan kasus yang dialami oleh korban, baik itu proses hukum, pemulihan atau mediasi.

Katanya, pengaduan bisa datang sendiri atau yang mengalami melapor ke kantor. Ada juga yang melalui rujukan beberapa pihak, misalnya Polresta, dan Polda. Nanti tim akan melakukan assessment kepada korban baik itu lingkungan dan orang sekitar.

"Ini untuk melihat kebenaran laporan, baru nanti kami berikan pelayanan mana yang tepat dalam penanganan kasus ini," sebutnya.

Kata dia, dalam upaya mengurangi kasus-kasus tersebut pihaknya kerap melakukan sosialisasi dan juga pemahaman. Pengawasan dari orang tua sangatlah penting karena dapat mengurangi kasus asusila.

"Untuk kasus-kasus seperti paman perkosa anak, orang tua perkosa anak, itu umumnya mereka orang tua yang kalau kita telusuri kadang sering melihat tayangan yang tidak senonoh dan juga menggunakan sabu, itulah yang merusak otak mereka sehingga menghilangkan rasa kasih sayang dan perlindungan," ucapnya.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya