Jakarta - Presidium POPULIS Ahmad Nawawi Arsyad mengaku melihat ada potensi chaos, dipantik oleh gerakan mahasiswa yang menolak perpanjangan masa jabatan presiden Joko Widodo atau Jokowi tiga periode.
Menurutnya, aksi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang akan menggeruduk Istana Merdeka Jakarta pada Senin, 11 April 2022 itu tidak boleh dipandang sebelah mata.
Baca juga: Jokowi Sudah Ambil Sikap, BEM SI Tetap Geruduk Istana Negara
"Saya melihat potensi chaos ini. Enggak boleh dianggap sepele. Saya melihat gerakan mahasiswa tanggal 11 bisa dianggap sebagai test case seberapa solid mereka di Indonesia," kata Arsyad saat menjadi pembicara di kanal YouTube Opsi Media TV, dikutip Jumat, 8 April 2022.
Menurutnya, hampir setiap aktivis 98 memiliki pengalaman dalam menggulingkan kekuasaan. Arsyad hanya ingin mengingatkan, jika mahasiswa sudah bergerak tentu kondisi keamanan, sosial, politik di dalam negeri terbilang sedang panas.
Baca juga: 3 Periode Gaduh, Jokowi Harus Waspadai Penjilat di Sekelilingnya
"Kita semua punya pengalaman ketika mahasiswa bergerak itu perubahan besar biasanya terjadi kalau tidak diantisipasi. Banyak saksi bagaimana presiden Soeharto jatuh itu, saya tidak ingin itu terjadi di Jokowi. Ini sudah hasil perjuangan berdarah-darah reformasi 1998, harus ada pembatasan kekuasaan," ujarnya.
"Saya lihat video di mana foto bingkai Pak Presiden diturunkan, dikerek oleh aksi-aksi adik-adik kita mahasiswa. Itu sebuah bentuk kekecewaan. Kalau rakyat sudah mengatakan tidak atau menolak dan sudah turun ke jalan, ini enggak boleh dipandang remeh," ucapnya menambahkan.
Baca juga: Marak Deklarator Jokowi Tiga Periode, PKS: Mereka Sudah Hilang Etika
Terlebih, Arsyad menambahkan, saat ini kondisi ekonomi masyarakat sedang morat-marit karena kebijakan pemerintah yang mencekik rakyat dengan menaikkan harga minyak hingga bahan bakar minyak (BBM).
"Tidak boleh main-main, ekonomi lagi sulit, harga Pertamax naik. Ada rencana juga pertalite dan gas 3 kg naik. Saya sulit membayangkan implikasi sosialnya seperti apa, ditambah gerakan mahasiswa semakin kencang. Ini tidak boleh diabaikan. Ini fakta yang terjadi hari ini," kata Arsyad. []