Mamuju - Puluhan tahun Desa Kinatang, Kecamatan Bonehau, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), masih terisolir.
Bahkan sampai saat ini, desa tersebut belum bisa dijangkau kendaraan roda empat.
Hal tersebutlah yang membuat warga terpaksa harus menandu keluarganya yang mengalami luka serius akibat kecelakaan kerja menuju Puskesmas untuk mendapat perawatan medis.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Mamuju, Ado Mas`ud mengaku, sangat prihatin dengan kondisi yang dialami warganya di desa tersebut.
"Pertama, kita sangat prihatin dengan kondisi di sana (Desa Kinatang)," kata Ado Mas`ud, saat diwawancarai wartawan, Rabu, 5 Oktober 2022.
Sehingga, kata dia, pihaknya bakal membuka akses roda empat ke desa tersebut sebagai solusi, agar masyarakat tidak kesulitan mendapat perawatan.
"Kita akan perintahkan dulu Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk mengkroscek dulu, memastikan apakah anggaran di tahun depan bisa masuk," katanya.
Memang, kata Ado Mas`ud, wilayah desa tersebut terisolir. Bahkan, dirinya sudah sering ke desa tersebut dan sudah melihat kondisi jalannya.
"Hanya ada dua akses menuju desa tersebut yakni darat yang hanya bisa dilintasi sepeda motor dan sungai yang dilalui menggunakan perahu katinting (kaloto)," kata Ado Mas`ud.
Untuk solusi jangka pendek jika ada warga yang memerlukan perawatan medis, kata dia, harus ada tenaga kesehatan yang standby di desa tersebut.
"Untuk mengantisipasi jika ada orang mau melahirkan, kecelakaan, maupun orang sakit," katanya.
Sebelumnya, seorang warga asal Desa Kinatang, Kecamatan Bonehau, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Ardin Limpa, 35 tahun, ditandu saat hendak menuju Puskesmas Hinua usai mengalami kecelakaan kerja.
Ardin Limpa ditandu menuju sungai Kinatang sejauh sekira 1 kilo meter sebelum dinaikkan ke perahu (kaloto) menuju Desa Hinua, Kecamatan Bonehau, Mamuju, Sulbar.
Salah seorang kerabat korban, Nelson mengungkapkan, Ardin Limpa mengalami luka serius di bagian leher akibat kecelakaan kerja, Selasa, 4 Oktober 2022 kemarin.
"Kejadiannya sekira pukul 16.30 Wita, saat korban membuat pana ikan dan mata gurindanya terlepas dan menancap di leher," kata Nelson, saat dikonfirmasi wartawan, Rabu, 5 Oktober 2022.
Korban yang dalam kondisi terluka parah, kata dia, langsung dilarikan ke Puskesmas Bonehau. Ironisnya saat korban mau dibawah ke Puskesmas, kondisi jalan desa rusak parah.
"Jangankan mobil, motor pun sulit mengakses jalan ke desa kami, apalagi saat hujan turun," katanya.
Untuk mengevakuasi Ardin Limpa ke Puskesmas, kata Nelson, warga setempat terpaksa menandu Ardin Limpa yang berlumuran darah dengan sarung ke pinggir sungai Kinatang.
"Setelah tiba di pinggir sungai Kinatang korban dinaikan ke atas perahu (kaloto)," kata Nelson.
Perjalanan dengan menggunakan perahu (kaloto) sejauh kurang lebih 20 kilo meter, ditempuh dengan waktu kurang lebih dua jam.
"Setibanya di jalan poros Kecamatan Bonehau, Mamuju, Sulbar, korban dijemput mobil ambulans," katanya.
Korban kini masih dalam kondisi kritis akibat kekurangan darah lantaran darah korban banyak yang keluar saat korban dievakuasi ke Puskesmas.
"Hingga kini, korban masih dalam perawatan intensif tenaga medis Puskesmas Hinua. Hingga saat ini korban belum sadarkan diri," kata Nelson. []