Daerah Minggu, 27 Februari 2022 | 07:02

Dinkes Sulsel Mulai Rekrut Tenaga Gizi Pendamping Desa untuk Cegah Stunting

Lihat Foto Dinkes Sulsel Mulai Rekrut Tenaga Gizi Pendamping Desa untuk Cegah Stunting Perekrutan tenaga cegah stunting di Sulsel. (Foto: Opsi/Pemprov Sulsel)
Editor: Rio Anthony

Makassar - Proses rekruitmen Tenaga Gizi Pendamping Desa (TGPD) di Sulawesi Selatan telah dimulai pada Jumat dan Sabtu 25 Februari 2022. Tenaga pendamping gizi ini akan terlibat dalam upaya pencegahan stunting di Sulawesi Selatan melalui program Aksi Stop Stunting.

Dalam proses perekrutan ini melibatkan kerja sama dengan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Makassar dan Universitas Hasanuddin Makassar. Ada pun peserta yang mengikuti proses rekruitmen ini sebanyak 311 orang.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan dr Arman Bausat menjelaskan, TGPD ini nantinya akan terlibat dalam program Aksi Stop Stunting.

Hal ini menjadi fokus Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman yang terus mendorong peningkatan SDM.

"Program ini akan dilaksanakan di 24 Kabupaten Kota dimana masing-masing kab/kota ada 10 Desa/Kelurahan lokus dengan jumlah total sebanyak 240 Desa/Kelurahan dimana dalam pelaksanaannya kegiatan ini akan melibatkan TGPD," ungkapnya, Jumat 25 Februari 2022.

Arman juga mengungkapkan, tenaga gizi yang lolos seleksi akan mengikuti pelatihan teknis dibawah bimbingan Dinas Kesehatan Provinsi, Universitas Hasanuddin dan Poltekkes Kemenkes Makassar.

"Sebanyak 240 tenaga pendamping gizi yang direkrut. mereka nantinya bertugas pada satu desa, berarti ada 240 Desa yang menjadi lokus pada 24 Kabupaten/Kota dan akan bertugas selama kurang lebih 7 bulan, yakni hingga bulan November dan akan dilakukan evaluasi pada desember nanti," ujarnya.

Soal tugas pendamping gizi, Arman mengaku, untuk memberikan edukasi kepada keluarga pada 1000 Hari Pertama kehidupan dan memberikan paket intervensi gizi pada anak dan ibu hamil untuk desa lokus stunting di 24 Kabupaten/Kota.

"Para pendamping juga akan melakukan sosialisasi perubahan perilaku pada remaja putri, ibu hamil dan ibu yang memiliki balita," ucapnya. []

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya