Aceh Barat Daya - Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Khusus Kepulauan Riau Akhmad Rofiq mengatakan Aceh merupakan pintu masuk narkoba ke wilayah Indonesia.
"Aceh merupakan pintu gerbang narkoba dari negara-negara tetangga seperi Thailand dan Malaysia karena jaraknya dekat, sehingga tidak butuh biaya besar," kata Akhmad Rofiq di Banda Aceh, Selasa, 29 Maret 2022.
Disebutkan dalam keterangan pers yang dikutip Opsi, Rabu, 30 Maret 2022, Akhmad Rofiq hadir di Banda Aceh dalam rangka menerima penghargaan dari Kapolda Aceh Irjen Ahmad Haydar atas sinergi dalam pengungkapan 357,9 kilogram sabu-sabu, 206.638 butir pil ekstasi, serta 19.859 butir pil Happy Five.
Namun, kata Akhmad Rofiq, tidak hanya Aceh, tetapi juga di sepanjang pesisir Selat Malaka juga bisa menjadi pintu masuk narkoba ke Indonesia. Artinya, bandar-bandar narkoba tersebut memanfaatkan kelengahan petugas untuk menyelundupkan narkoba ke Indonesia.
Oleh karena itu, lanjut Akhmad Rofiq, Bea Cukai setiap saat melakukan patroli di perairan Selat Malaka guna mencegah penyelundupan narkoba maupun barang ilegal lainnya.
"Kami didukung 40 kapal patroli, terus mengawal perairan Selat Malaka dari Aceh hingga Lampung, dan sampai Perairan Natuna. Petugas kami tidak mengenal hari libur, terus berpatroli mencegah masuknya barang terlarang ke Indonesia," kata Akmad Rofiq.
Di Aceh, kata Akhmad Rofiq, petugas Bea Cukai bersinergi dengan Polri sudah berulang kali dilakukan pencegahan penyelundupan narkoba. Terlebih, Tanah Rencong dijadikan pintu masuk penyelundupan barang terlarang tersebut.
Oleh karena itu, kata Akhmad Rofiq, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Khusus Kepulauan Riau terus meningkat sinergi dengan Polda Aceh guna mencegah masuknya narkoba dan barang terlarang lainnya.
"Kami siap mendukung apa yang dibutuhkan Polda Aceh. Dukungan ini tidak hanya di Aceh tetapi juga di wilayah lainnya di sepanjang Selat Malaka. Pencegahan narkoba ini tentu menjadi tugas bersama," karena Akhmad Rofiq. []