News Kamis, 05 Mei 2022 | 14:05

Dirut RSPI Sulianti Saroso Ungkap Gejala Berat Pasien Infeksi Hepatitis Misterius

Lihat Foto Dirut RSPI Sulianti Saroso Ungkap Gejala Berat Pasien Infeksi Hepatitis Misterius Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Jakarta, Mohammad Syahril. (Foto:Istimewa)

Jakarta - Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Jakarta, Mohammad Syahril mengatakan perubahan warna kuning di sekitar mata dan badan, serta hilang kesadaran menjadi penanda gejala berat pasien infeksi Hepatitis misterius.

"Kalau dirujuk ke rumah sakit, biasanya sudah dengan gejala yang lebih berat, misalnya kuning di mata atau seluruh badan dan tanda-tanda laboratorium yang tinggi," kata Mohammad Syahril seperti mengutip ANTARA, Kamis siang, 5 Mei 2022.

Menurutnya, tanda-tanda laboratorium yang dimaksud itu berdasarkan hasil pemeriksaan sampel darah pasien yang menunjukkan peningkatan enzim hati (SGOT/SGPT) hingga 500 u/L.

Dalam acara yang sama, Dokter Anak Konsultan Gastrohepatologi di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta, Hanifah Oswari mengatakan gejala awal yang spesifik di antaranya diare, mual, muntah hingga sakit perut.

Dia mengatakan, bila gejala itu berlanjut, pasien akan mengalami gangguan pembekuan darah dan penurunan kesadaran.

Menghadapi kondisi terparah itu, kata dia, tim medis perlu melakukan transplantasi hati demi mencegah kematian.

"Kasus ini bukan disebabkan Hepatitis A, B, C, dan E. Penyakit ini menyerang anak-anak di bawah 16 tahun dan lebih banyak lagi di bawah 5 tahun," ujarnya.

Menurutnya, hepatitis akut bergejala berat disebut misterius karena faktor pemicu penyebabnya belum diketahui. Selain itu, gejala berat yang timbul datang dalam waktu bersamaan dan cepat.

"Hepatitis akut sebetulnya ada banyak di Indonesia, tapi khusus Hepatitis akut berat ini belum tahu penyebabnya," tuturnya.

Dia juga menyampaikan beberapa upaya pencegahan untuk menghindari penyakit hepatitis akut di antaranya mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan makanan dan minuman, tidak berbagi alat makan maupun minum dengan orang lain, dan hindari kontak dengan pasien.

"Pada umumnya sama seperti pencegahan Covid-19, 3M (menjaga jarak, memakai masker dan menghindari kerumunan)," katanya.

Jika menemukan gejala yang spesifik, kata Hanifah, sebaiknya pasien dibawa ke Puskesmas terdekat atau rumah sakit untuk mendeteksi secara spesifik gejala yang dialami.[]

Berita Terkait

Berita terbaru lainnya