Jakarta - Ketua Komisi Pemilihan Umum RI Mochammad Afifuddin menjawab pertanyaan Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia soal pembuatan dua film untuk Pemilu dan Pilkada 2024.
Masing-masing judul film itu, di antaranya Kejarlah Janji dan Tepatilah Janji. Ia menyebut dua film tersebut upaya kesinambungan sosialisasi.
"Seingat saya pada 2019 ada film yang dibuat. Suara April dulu judulnya. Jadi, ini bagian dari kesinambungan usaha jajaran KPU untuk sosialisasi melalui film," kata Afifuddin dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 10 September 2024.
Pembuatan film tersebut, lanjutnya, menjadi bagian dari ikhtiar KPU dalam menyosialisasikan Pemilu dan Pilkada.
"Nanti jajaran provinsi semua juga akan memutar film ini. Hanya memang premiere atau kick off dilaksanakan di beberapa kota. Untuk selanjutnya, biasanya kami putar di kampus, tempat aktivis organisasi kepemudaan, pesantren, dan lain-lain," ujarnya.
Ia berpandangan, pemutaran film menjadi salah satu medium sosialisasi, terutama jika ditayangkan di layar-layar alternatif atau bukan bioskop karena dapat menjangkau banyak masyarakat dengan cara tatap muka.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menjelaskan penggunaan anggaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Hal itu disampaikan dalam rapat dengar pendapat antara Komisi II DPR RI dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terkait dengan penyesuaian rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga tahun 2025.
"Ketika mendengar cerita anggota dewan yang lain, ini ada penyesalan bagi saya. Karena menurut saya, anggaran yang kami perjuangkan itu membuat gaya hidup bapak, ibu, menjadi mewah semuanya," kata Doli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 10 September 2024.
Dia pun mengaku terkejut dengan penggunaan anggaran Pemilu 2024 seperti rumah dinas dan apartemen maupun penggunaan pesawat jet pribadi.
"Private jet (jet pribadi). Saya tadi tidak menduga, tetapi ternyata laporannya benar ada, diakui memakai uang APBN," ujarnya.
Tak hanya itu, dia juga soal pembuatan dua film untuk Pemilu 2024, yakni Kejarlah Janji dan Tepatilah Janji.
"Coba jelaskan sama kami apa background (latar belakang, red.) film itu dibuat dan output-nya apa? Seingat saya membuat film itu minimal Rp 10 miliar. Sekarang sudah ada dua film. Bayangkan, dua film KPU buat dalam periode ini," tuturnya.
"Apakah itu bagian dari sosialisasi? Kalau sosialisasi, sejauh mana efeknya terhadap apa? Terhadap partisipasi publik? Pemahaman publik tentang pemilu atau apa?" ucap Doli menambahkan.[]