Jakarta - Anies Baswedan berbagi pengalaman saat memimpin DKI Jakarta pada acara Bloomberg NEF Summit, salah satu side event di G20 dan B20, di Nusa Dua Bali pada Sabtu, 12 November 2022.

Diundang menjadi pembicara pada kegiatan itu, Anies Baswedan menyampaikan pengalamannya dalam menghadapi perubahan iklim.

"Berbagi pengalaman tentang berbagai upaya yang telah dilakukan di Jakarta selama 2017-2022 dalam menghadapi perubahan iklim," kata Anis seperti mengutip catatan di akun Twitter pribadinya, Senin, 14 November 2022.

Menurutnya, Jakarta telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 26 persen pada 2020.

"Ini bahkan melampaui target penurunan 30 persen di 2030," ujarnya.

Lantas, dia menyatakan tiga prinsip yang menjadi pegangannya dalam mencapai keberhasilan tersebut.

Yang pertama, lanjutnya, menyelesaikan akar masalah perubahan iklim yang tadinya car oriented development menjadi Transit Oriented Development.

Kedua, lanjutnya, kolaborasi dari berbagai organisasi, pemangku kepentingan, dan mengikutsertakan warga kota terlibat adalah kunci untuk mencapai hal tersebut.

"Evidence-based policy: pengambilan kebijakan harus selalu berdasarkan pada data dan ilmu pengetahuan. Meminta masukan dari para ahlinya, termasuk belajar dari kota/ negara lain di dunia yang juga menghadapi masalah serupa," ujarnya menambahkan poin ketiga.

"Dan yang paling penting, harus ada kemauan politik yang kuat (strong political will) untuk menerjemahkan kebijakan menjadi aksi dan mengalokasikannya dalam anggaran," katanya menambahkan.

Pada kesempatan itu, Anies menegaskan bahwa Presidensi G20 memiliki peran penting dalam upaya menghadapi perubahan iklim.

"Maka diperlukan integrasi vertikal antara pemerintah nasional dengan pemerintah-pemerintah lokal. Setiap kebijakan di tingkat lokal harus selaras dengan kebijakan dan target di level nasional," ucap Anies Baswedan.[]