Jakarta - Dokter spesialis akupunktur dr. Irma Nareswari mengatakan metode akupunktur dapat mengatasi efek samping dan keluhan setelah terapi kemoterapi pada pasien kanker.
"Radiasi sendiri itu juga bisa menyebabkan mual muntah, termasuk juga kemoterapi yang paling sering adalah mulut kering, jadi berbagai keluhan yang akan timbul pada pasien-pasien yang sedang pengobatan kemoradiasi sendiri itu bisa membantu mengatasi efek samping itu," kata Irma dalam webinar HUT RSCM ke-103 tahun mengenai akupunktur untuk pasien kanker, di Jakarta, Senin, 31 Oktober 2022.
Metode akupunktur yang biasa digunakan untuk pasien kanker adalah menggunakan jarum akupunktur, laser akupunktur dan plester akupunktur. Tidak hanya untuk pasien dewasa, metode ini juga bisa terapkan pada pasien kanker anak-anak.
"Kadang-kadang yang paling kasihan pasien anak-anak pada saat pengobatan kemo pasien mual muntah, sebagai orang tua pasti enggak tega. Sekarang sudah ada penelitiannya yang dilakukan oleh RSCM FK UI bahwa akupunktur itu dapat mengatasi gangguan atau keluhan mual dan muntah ternyata hasilnya baik sekali jadi anak-anak keluhannya berkurang dan bisa menuntaskan kemoterapinya," ujarnya.
Selain mual dan muntah, lanjutnya, pengobatan kemoterapi terkadang bisa menyebabkan kelelahan kebas atau kesemutan di area tangan atau kaki, bahkan menimbulkan nyeri dan sulit tidur serta rasa cemas.
Menurutnya, metode akupunktur terbukti bisa mengatasi reaksi efek samping tersebut agar pasien kanker dapat menuntaskan pengobatannya.
"akupunktur sangat membantu supaya kualitas hidup pasien, kualitas hidup keluarganya juga dapat teratasi sehingga pengobatannya bisa tuntas," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan dengan bantuan metode akupunktur juga dapat menurunkan dosis obat-obatan yang biasa diberikan pada pasien kanker. Sehingga bisa ikut meringankan rasa nyeri yang dirasakan selama terapi pengobatan.
"Kadang-kadang kita memberikan dosis morfin atau golongan opioid untuk meredakan nyeri yang terus muncul. Jadi dengan akupunktur nyerinya berkurang, dosis pengobatannya juga berkurang supaya pasiennya bisa segera pulang berkumpul dengan keluarga," katanya.
Sementara, untuk pasien anak-anak biasanya menggunakan laser akupunktur atau jarum khusus anak agar anak nyaman dan minim rasa sakit, lalu dikombinasikan dengan press needle yang berbentuk seperti plester.
"Dan satu lagi kita bisa menggunakan plester akupunktur, bentuknya seperti plester kita bisa tempel di area pergelangan tangan atau di area-area akupunktur, supaya nanti anaknya sendiri atau orang tuanya bisa menstimulasi titik tersebut supaya keluhannya hilang," ucap dokter dari RS Cipto Mangunkusumo ini.
Dia menjelaskan pengobatan akupunktur untuk pasien kanker bisa dilakukan setiap hari atau tiga kali seminggu tergantung kondisi dan tingkat nyeri pasien. Dan tetap berintegrasi dengan pemberian obat oleh dokter.
"Ada beberapa pasien yang kita berikan akupunktur-nya setiap hari nanti kita lihat responsnya. Biasanya tiga hari pertama akan diberikan setiap hari, kita lihat responsnya frekuensi akupunktur-nya bisa dikurangi," ucap Irma.[] (Antara)