Jakarta - Dokter spesialis konservasi gigi konsultan restorasi di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) drg. Iffi Aprillia, Sp.KG(K) memberikan beberapa tips jitu agar terhindar dari gigi ngilu, salah satunya memilih sikat gigi dengan bulu sikat yang halus.
Selain itu, cobalah melakukan perawatan khusus gigi sensitif dengan rutin mengganti jika sikat gigi rusak, ganti pasta gigi dengan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif, serta menghindari makanan yang keras sehingga mencegah gigi retak.
"Jangan lupa juga untuk menyikat gigi dua kali sehari, 30 menit setelah sarapan dan sebelum tidur," kata dia dikutip dari siaran pers RSUI, Minggu, 29 Mei 2022.
Iffi mengatakan, orang dengan struktur gigi yang rapat dapat menggunakan benang gigi untuk dapat membersihkan sela-sela gigi yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi.
Dia tak menyarankan penggunaan tusuk gigi, karena bisa mendorong sisa makanan ke bagian saku gusi, yang akhirnya dapat mengakibatkan munculnya penyakit gusi.
Di sisi lain, sebaiknya konsumsi makanan bergizi seimbang seperti buah dan sayur mengandung serat, yang ketika dikunyah dapat berfungsi sebagai sikat gigi alami sehingga sistem cleansing di rongga mulut berfungsi.
"Boleh saja mengonsumsi makanan manis. Namun, jangan sampai berlebihan. Tidak lupa juga, setiap kita baru sembuh dari sakit, misalnya flu, sebaiknya sikat gigi diganti karena dikhawatirkan banyak bakteri atau virus yang terdapat dalam sikat gigi tersebut," kata Iffi.
Apabila rasa ngilu terus-menerus terjadi bahkan tanpa adanya rangsangan, Iffi menyarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter agar permasalahan lebih cepat tertangani pada tahapan dini dan biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
Gigi terdiri dari lapisan email dan dentin. Rasa ngilu terjadi pada bagian dentin, ketika bagian email terkikis. Terkikisnya email dapat terjadi akibat terkena suhu panas atau dingin yang ekstrim, serta mengonsumsi makanan yang terlalu manis atau asam, sehingga impuls saraf ngilu bisa sampai ke dentin.
Secara umum ada dua macam penyebab gigi ngilu, yakni resesi gusi seperti penyakit gusi, sikat gigi terlalu keras, seiring bertambahnya usia gusi juga bisa turun, serta pengikisan lapisan email akibat mengonsumsi makanan dan minuman yang asam, sikat gigi terlalu keras, dan karies gigi.
Makanan yang asam erosif terhadap email gigi, menyebabkannya larut lalu menipis, sehingga lapisan dentin terbuka. []